Ini kali kedua aku ke Lombok, setelah sebelumnya tahun 2017 waktu hamil usia 5 atau 6 bulan. Alhamdulillah, aku dipertemukan lagi dengan Lombok di tahun 2019 kemarin. Tapi, keadaan sedikit berbeda karena gempa mengguncang Lombok pada pertengahan tahun 2018. Puing-puing pasca gempa masih terlihat, tapi kegiatan wisata sudah kembali normal.
HARI KE-1
22 AGUSTUS 2019
SATE REMBIGA IBU SINNASEH
Pantai Kuta Mandalika |
HARI KE-1
22 AGUSTUS 2019
SATE REMBIGA IBU SINNASEH
Ini wajib hukumnya!! Ga lengkap banget rasanya kalo ke Lombok tapi ga makan Sate Rembiga. Udah paling khas deh! Ini salah satu yang bikin aku kangen Lombok. Rasa Sate Rembiga itu kok bisa enak bangeeeet ya? (Ya, walaupun bagi aku juaranya teteeeep Sate Maranggi). Apalagi rasa pedasnya itu loh bikin seger di panasnya Lombok.
Sate Rembiga
|
Pelanggan yang datang ke warung Sate Rembiga ini banyak loh! Ga heran sih. Walaupun tempatnya ga instagrammable (cenderung biasa banget), tapi kalo rasanya enak pasti pelanggan bakalan datang lagi dan lagi ke sini.
Suasana Warung Sate Rembiga Ibu Sinnaseh |
Sebagai pelengkap, kami pesan plecing kangkung (yang rasanya juga seger-seger pedessss) dan aneka minuman, seperti es kelapa dan es jeruk. Oia, harga seporsi Sate Remiga ini sekitar Rp20.000.
Plecingnya tak ketinggalan
|
PANTAI KUTA MANDALIKA
Setelah kenyang makan sate, sore harinya kami meluncur ke Pantai Kuta Mandalika yang jaraknya sekitar 30-40 menit dari pusat kota. Pantai ini merupakan salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas.
Overall, pantainya bersih, rapi, ga terlalu rame, dan luas. Tapi, infrastruktur lainnya masih harus terus dibenahi sih. Begitupun dengan SDM pariwisatanya (contohnya para penjual souvenir yang mayoritas anak-anak). Jadi, kadang mereka itu agak "maksa" ya jualannya. Kalo wisatawan beli di salah satu penjual, maka penjual lainnya bakalan terus ngerubunin wisatawan tersebut. Bahkan sampai ngikutin terus loh :(. Semoga ke depannya lebih ditata dan dibina lagi sama pemerintah daerahnya ya :).
Pantai Kuta Mandalika |
Santai di pantai |
Arena bermain anak di Pantai Kuta Mandalika |
DESA SASAK SADE
Sepulang dari Pantai Kuta Mandalika searah perjalanan pulang ke hotel, kami melewati Desa Sasak Sade. Kami tidak berencana singgah sih, tapi kami berhenti sejenak di pinggir jalan karena ada keramaian di sekitar desa tersebut. Ternyata lagi ada iring-iringan yang konon katanya upacara mengiring penganten gitu :D. Ya, lumayan seru lah.
KOTA TUA AMPENAN
Dinner time! Kota Tua Ampenan lah yang kami pilih sesuai rekomendasi driver kami :D. Area kulinernya berada di pinggir laut, jadi cukup romantis. Apalagi saat kami datang ga begitu ramai pengunjung (mungkin bukan weekend juga saat itu).
Suasana Kota Tua Ampenan, Lombok
|
Di pinggir "saung" tempat makan kami, terdapat kapal besar pengangkut logistik yang sedang bersandar.
Menu yang kami pilih sudah pasti seafood lah ya. Yupz, ikan bakar! Bahkan, ikan yang akan dibakar kami pilih sendiri. Ukurannya lumayan gede dan rasanya enyaaaak! Apalagi ditambah sambal kecap. Beeeeuuh! Sop ikan, onion ring, plecing kangkung, dan sayur daun kelor pun dijadikan pelengkap yang menambah kenikmatan makan malam kami.
Aneka seafood
|
Sayur daun kelor
|
HARI KE-2
TELUK NARA
23 AGUSTUS 2019
Nyebrang ke Gili Trawangan tidak boleh terlewatkan. Dari Teluk Nara lah kami menyebrang dengan boat. Waktu yang ditempuh sekitar 15 menit menuju dermaga Gili Trawangan. Di Teluk Nara banyak sekali boat yang bersandar. Bahkan, boat-boat yang sudah rusak atau tak terpakai pun sedikit "berserakan" di sini. Sisa-sisa retakan pasca gempa juga masih terlihat di beberapa spot-nya.
Bangkai boat |
Boat yang kami tumpangi menuju Gili Trawangan |
Yeeaaay sampai juga kami di Gili Trawangan! Tapi, sayangnya kami ga bisa lama-lama di sini. Panaaasss banget seperti biasa :D. Mana masih musim kemarau kaaaan. Akhirnya aku cuma keliling sebentar dan melihat-lihat suasana Gili Trawangan pasca gempa. Overall, sudah normal kembali. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung. Resort, toko, dan cafe pun beroperasi seperti biasa. Kata salah satu pengelola resort, ada wisatawan mancanegara yang bahkan ga tau loh kalo Lombok itu pernah gempa saking lumayan cepatnya pemulihan dan memang katanya berita di luar sana ga sedahsyat berita di dalam negeri.
Suasana Hotel Vila Ombak |
Suasana pantai di Gili Trawangan
|
Suasana toko dan cafe Gili Trawangan |
Penyewaan sepeda |
Kunjungan terakhir kami yaitu ke kaki Gunung Rinjani di jalur tracking Sembalun. Di tempat ini, terdapat beberapa bangunan yang masih rusak dan tidak direnovasi, tepatnya dekat dengan Desa Wisata Adat dengan rumah-rumah bambunya. Kaki Gunung Rinjani ini jauuuuh banget dari pusat kota dengan ditempuh selama 2 jam mengendarai mobil.
Suasana pintu masuk ke Geopark Rinjani |
Rute pendakian Gunung Rinjani |
Desa Wisata Adat di kaki Gunung Rinjani |
Napak tilas sisa gempa Lombok 2018 ini membuat kami lebih bersyukur akan nikmat kesehatan dalam kehidupan. Bencana yang terjadi adalah keniscayaan, sekarang bagaimana caranya kita sebagai manusia yang hidup di bumi yang sudah tua ini mencintai alam. See you later, Lombok! You know I always miss you ;).
#Lombok
#NTB
#Juwisfoodystuff
#Juwita'sTravelDiary
- February 12, 2020
- 0 Comments