PERJALANAN JAKARTA - AMSTERDAM - WAGENINGEN
August 01, 2020Aku excited banget pengen cepet-cepet nyerita kisah perjalanan aku sama Latoe ke Belanda. Kalo kalian udah baca blog aku sebelumnya tentang suka duka mendapatkan MVV Belanda, ini dia kisah selanjutnya :).
Masih gak nyangka bisa menginjakkan kaki di sini, di tanah Eropa, apalagi untuk tinggal sementara. Memang, jalan hidup seseorang gak ada yang tau. Kalo kata suami, "Bunda pasti orang Cigugur (Cimahi) pertama yang ke Wageningen." Ahahahha yakali, siapa tau udah ada yang pernah kan ya :D. Terus dia lanjut, "Kalo orang Panggang (Jepara) yang ke Belanda mah udah ada sebelumnya, Sosrokartono.". Oh iya hampir lupa, Sosrokartono kan kakak laki-laki Kartini yang sekolah di Belanda pada masanya, tapi Kartini sendiri tidak pernah kesampean buat sekolah di sini.
Before we go @home |
Oke lanjut lagi ke perjalanan kami.
24 JULI 2020
BERANGKAT KE BELANDA
Tanggal ini akan menjadi tanggal bersejarah buat aku. Sebuah keputusan mempercepat penerbangan setelah 3 minggu sebelumnya Kedubes buka kembali dan saya pun mendapatkan MVV. Pertimbangan kami, peraturan mengenai Covid-19 di setiap negara itu dinamis dan cepat sekali berubah. Mumpung penerbangan masih dibuka dan syarat masuk mudah, akhirnya seminggu sebelumnya nyari tiket penerbangan. Dari dulu berniat naik Garuda Indonesia yang terbang langsung (direct) dari Jakarta (CGK) ke Amsterdam (AMS). Tapi oh tapi, pas dicek kok mahal banget tiketnya. Harganya 13++ juta rupiah seorang!! Ya ngerti sih, selain direct, Garuda cuma buka penerbangan seminggu sekali setiap Hari Kamis. Belum lagi penumpang pasti dikit di masa Covid-19 ini. Daripada harus beli tiket 26++ juta buat berdua, mending cari maskapai lain (kan lumayan uangnya bisa buat ke Spanyol wkwkwk mimpi teruuuusss).
Akhirnya, setelah diskusi panjang bersama suami, diputuskan lah kami naik Etihad dengan satu kali transit di Abu Dhabi, Uni Arab Emirates (AUH). Harga tiketnya yaitu 7++ juta rupiah buat aku dan 6++ juta rupiah buat Latoe (yang sudah tergolong anak-anak, bukan infant lagi). See? Naik Etihad 13++ juta rupiah bisa buat berdua, coba kalo naik Garuda? Hihiii. Gapapa lah transit dulu, yang penting murah dan bisa sampai ke Belanda dengan selamat. Aamiin.
Jadwal penerbangan kami pukul 23.55 WIB. Tapi, pukul 17.00 WIB aku sama Latoe udah berangkat dari rumah di pedalaman Amazon ahahaha. Untuk antisipasi, kami memutuskan berangkat lebih awal. Gak mau kan kalo kami gagal berangkat gara-gara ada sesuatu di jalan :D.
Bandara T3 Soetta yang sepi :( |
Sekitar pukul 19.00 WIB kami sudah sampai di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Bandaranya sepiiiiii banget, banyak tenant yang tutup jadinya agak gelap. Positifnya sih suasana jadi tenang gitu dan gak banyak interaksi sama orang. Di bandara, aku janjian sama Mbak Nadiyah dari Makassar yang juga berangkat barengan ke Wageningen. Suaminya teman suamiku juga yang kuliah di Wageningen. Kami kenal beberapa bulan lalu dan banyak sharing tentang keberangkatan ke Belanda :D. Alhamdulillah ada temen juga ya..
Setelah ngantri lumayan lama di counter check in, akhirnya kami dapat juga boarding pass-nya!! Terharu banget sumpah, kayak gak bisa diungkapin kata-kata. Di counter cuma ditanya, "Ada surat Rapid Test?" Ya aku jawab aja buat ke Belanda ga diperlukan bawa surat sehat bebas Covid-19. Lagian kalo mau juga ditagih surat PCR/Swab Test kali ahahaha. Aku sebenarnya bawa suratnya, tapi buat jaga-jaga aja, ga dipake.
Boarding Pass CGK - AUH |
Jadi FYI, berdasarkan website-nya IATA, buat masuk Belanda ga diharuskan bawa surat bebas Covid-19. Tapi, kita hanya disuruh ngisi Health Declaration Form yang sudah dikasih sama Kedubes. Begitupun dengan transit di Abu Dhabi (AUH), ga ada persyaratannya. Tapi, tanggal 28 Juli 2020, melalu laman instagramnya @kbridenhaag, per tanggal 1 Agustus 2020 yang terbang ke AUH mesti bawa surat PCR/Swab Test!! Waaaah alhamdulillah banget aku ga telat berangkatnya!!
Lanjut lagi ya..
Setelah melewati imigrasi, hati ini rasanya plooong banget. Itu artinya kami bakalan bener-bener terbang ke Belanda!!
Selama di bandara, Latoe seperti biasa aktif ga karuan menclak-menclok, padahal udah tengah malam dan dia masih on.
Saatnya boarding!
Aku disuruh naik pertama ke pesawat karena membawa anak. Tempat duduk dikasih jarak dengan mengosongkan kursi tengah setiap row-nya. Alhamdulillah, Latoe jadi bisa bobo selonjoran di pesawat. Pesawatnya lumayan penuh, tapi masih ada beberapa row kosong kok. Total penerbangan CGK - AMS yaitu 18 jam 40 menit, sudah termasuk transit selama 3 jam 20 menit di AUH. Penerbangan CGK -AUH sendiri ditempuh selama 8 jam 10 menit, dan AUH -AMS selama 7 jam 10 menit.
Suasana Etihad Cabin |
Terus Latoe tepar |
Selama penerbangan, Latoe tidur pules. Di pesawat kami dikasih makan berat dan snack masing-masing satu kali. Latoe dikasih makanan khusus anak loh! Kemasannya juga lucu. Isinya ada penne, brownies coklat, puding, Buavita orange, dan air mineral. Untuk snack-nya dikasih sandwich tuna buat sarapan nantinya.
Lucu kan Child Meal Box-nya Etihad? :) |
Child Snack Etihad |
Untuk makanan dewasa, aku pilih mashed potato and fish. Dilengkapi dengan roti, brownies and chocolate mousse, quinoa, dan air mineral. Pertama kali makan quinoa yang dipadukan dengan paprika dan kacang merah rasanya unik juga. Tapi aku ga bisa ngabisin, masih aneh rasanya di lidah. Begitu pun dengan mashed potato and fish-nya. Dasar lidah aku Indonesia banget wkwkwk.
25 JULI 2020
TRANSIT DI ABU DHABI INTERNATIONAL AIRPORT (AUH)
Pukul 05.05 waktu setempat, alhamdulillah kami sampai di Abu Dhabi buat transit. Bandara AUH ini biasa aja ga megah kayak Bandara Dubai (katanya). Malah arsitekturnya jadul dengan atap pendek. Suasana bandara juga sepi, sedih ya gara-gara Covid-19 semua sepi. Gak banyak yang bisa dieksplor selain pertokoan dan tenant yang sepi.
Suasana Bandara Abu Dhabi |
Akhirnya pukul 8.25 waktu setempat kami terbang kembali menuju Amsterdam. Ya ampun, half way to go! Can't wait!
Kali ini pesawatnya ga nerapin physical distancing :(. Jadi satu row itu terisi semua, ga dikosongin. Untungnya karena masih banyak kursi kosong, orang yang harusnya duduk bersama kami pindah. Yeeaay, Latoe bisa bobo selonjoran lagi!
Seperti biasa, Latoe tidur di pesawat. Bangun-bangun sekitar 3 jam sebelum landing. Pas bangun, kalo ga nonton kartun ya dia kadang-kadang pengen jalan-jalan. Emang deg-degan sih kalo bawa anak terbang, apalagi long-haul flight. Tapi, alhamdulillah semua teratasi.
Latoe bobo di pesawat :) |
Kali ini kami hanya dikasih makan sekali tanpa snack. Menu buat anak-anak pun ga ada. Aku pilih makan Basmati Curry Rice. Sumpah enak banget! Berbeda sama penerbangan pertama, kali ini aku lahap banget makannya ampe habis tak bersisa! Emang seenak itu Basmati Curry Rice-nya. Bumbunya kerasa banget, sampe porsi daging sapinya itu banyak. Entah karena laper atau doyan ya jadinya lumayan enjoy makannya.
Basmati Rice Curry |
Di pesawat mencoba tidur, kok ya kebangun terus.. Tapi, ini pengalaman baru. Oh, gini ya rasanya penerbangan lama.. Pegel pooollll ahahhahaa!
TIBA DI AMSTERDAM AIRPORT SCHIPOL
Ketika pesawat berada di atas Belanda, tiba-tiba makin deg-degan aja. Daaaaan... Akhirnya kami mendarat dengan selamat di Amsterdam Airport Schipol pukul 13.35 waktu setempat. Terharuuuuu, tapi malah ga bisa nangis gara-gara Latoe rempong pingin jalan-jalan aja hihii. Abis lolos di imigrasi kayaknya pengen teriak seneng gitu siiiihhhh because it means that our new journey has begins..
Latoe nunggu koper :) |
Suasana Amsterdam Airport Schipol |
Yes, it's Schipol guys ;) |
Ternyata pas nyampe bandara, ayahnya Latoe masih di jalan. Yaaaah, ga jadi romantis deh kayak di film-film disambut di bandara gitu ahahaha yang ada malah nunggu yang ngejemput ini mah :D.
Latoe tetep aktif sambil nungguin ayah jemput |
Gak lama, ayahnya Latoe dateng. Yeaaaay!! Kami pun segera menuju Schipol Railway Station yang posisinya ada di lantai bawah bandara.
Akhirnya Latoe ketemu ayah :) |
PERJALANAN KE WAGENINGEN
Kami naik kereta api jurusan Amsterdam - Nijmegen dan turun di Wageningen, sebuah kota kecil di mana suamiku kuliah. Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam. Ongkosnya gratis kalo weekend (kebetulan waktu itu Hari Sabtu) dari harga normal 16 Euro. Yes, rezeki banget!
Tap card kereta |
Masih senyum-senyum gak nyangka bisa sampe sini :) |
Tibalah kami di Stasiun Ede-Wageningen. Dari sini, kami lanjut naik bus jurusan akhir Stasiun Bus Wageningen yang ditempuh selama sekitar 20 menit. Yaaasss, kami pun tiba di Stasiun Bus Wageningen dan masih harus jalan kaki selama 10 menit ke apartemen di mana kami tinggal.
Latoe pengen liat kereta terus, favoritnya :) |
Padre e hijo <3 |
Suasana di bus |
Wageningen already ;) |
Sebenarnya ini tempat tinggal sementara kami, soalnya apartemen kami yang sebenarnya baru ready sekitar bulan Oktober 2020. Jadi, kami masih tinggal bareng teman suami yang lagi sekolah S3 di sini. Istilahnya kami sharing apartemen. Ya gapapa lah sabar sebentar tinggal di sini sebelum kami pindah lagi.
Terhitung sejak menginjakkan kaki di Belanda, aku langsung menjalani Self-Quarantine sesuai arahan pemerintah Belanda selama 14 hari.
Alhamdulillah, perjalanan menuju ke sini berjalan lancar. Bismillah untuk kehidupan baru kami, semoga diberi kelancaran dalam menjalaninya. Aamiin.
Can't wait to explore Europe further! :))
#Juwisfoodystuff
#EuropeTrip
#LifeJourney
#EuropeBlog
2 comments
selamat Juwita....
ReplyDeletesemoga happy ya selama di sanaa.
Ga sabar baca cerita-cerita seru selama tinggal di sana
Hallo R, makasih ya sudah singgah di blog aq.. Yaasss, there will be more blogs to write.. Can't wait! :)
Delete