Wisata Mainstream di Singapore [Singapore Trip Part 02]

March 29, 2019

Yup! Singapore saking deketnya dari Indonesia sampe sering dijadikan tempat "melarikan diri". Kadang ada yang cuma menghabiskan waktu weekend di sana langsung kelar saking kecilnya. Isitlahnya gitu gais. Sebenernya bisa aja sih kemarin itu cuma 3 hari ke sana, tapi kayaknya bakalan grudag-grudug ya apalagi bawa anak kecil. Kalo cuma berdua backpacker-an sama suami sih bisa banget blusukan ampe malem dan jadwal dipadetin. Nah, karena barengan Latoe, mending slow aja yaa.. ;)

Gardens by the Bay

Perjalanan 4 hari kami ke Singapore sebenarnya bukan tanpa alasan. Jadi, ceritanya suamiku pengen ngasih hadiah ultah buat kakaknya dengan ngajak jalan-jalan. Jadilah aku pun sekalian aja ngajak adik aku. Kebetulan keduanya (kakak ipar dan adik aku) belum pernah ke luar negeri. Eh, plus Latoe jadinya bertiga denk yang belum pernah :D. Jadi, this is the first time Latoe, my sister, and my brother in law traveling abroad! Yeaaaayy!

Suami, kakak ipar, adik, dan Latoe

Tulisan ini kelanjutan dari Singapore Trip Part 01 yang sudah di-posting sebelumnya yaa. Pokoknya semua yang kami datengin mainstream ahahaahha! Mungkin di antara kalian juga udah sering banget ke tempat-tempat ini. Walaupun begitu, ada atraksi yang ga semua orang mengalaminya. Apa itu?

DAY 1

Changi Airport

Imlek at Changi Airport

Kami terbang ke Singapore dengan naik pesawat Lion Air pukul 13.45 WIB. Setelah sampai dan beli SIM Card (kami memakai M1), aku sudah wanti-wanti mencari spot Wizarding World of Harry Potter! Yup, ini dia atraksi yang ga semua orang bisa alamin soalnya hanya ada dari November 2018 sampai pertengahan Februari 2019! Jadinya, beruntung banget aku bisa berfoto ria di spot ini. Berasa ada di Hogwarts loh!

Wizarding World of Harry Potter at Changi Airport

Hogsmeade Village

Jadi, spot ini adanya di Terminal 3 Changi Airport. Gak banyak effort buat nyari spot Wizarding World of Harry Potter ini. Dari arrival hall naik lift aja ke atas tepatnya di Departure Check-in Hall langsung deh ketemu! Ini namanya Hogsmeade Village plus Stasiun King's Cross lengkap dengan Hogwarts Express di peron 9 3/4 nya! Di waktu-waktu tertentu turun salju loh!


Hogwarts Express, please take us to Hogwarts!


Honeydukes

Oia, sebenarnya di T3 ini ada spot Diagon Alley juga, cuma belum sempet nemu. Juga ada Whomping Willow di T2, dan Newt's Menagerie di T1. Makanya, beruntung banget sempet ke sini before it's over.

Wizarding World of Harry Potter!

Dari Changi Airport menuju kota (tepatnya Geylang), kami naik MRT. Untuk menuju stasiun MRT Changi Airport (CG2), dari Terminal 3 tinggal ikutin sign aja, nanti juga ketemu. Ada beberapa pilihan kartu untuk MRT ini, di antaranya Singapore Tourist Pass (STP) dan EZ Link. Aku ga akan jabarin perbedaannya di sini, sudah banyak yang mengulas salah satunya di link ini. Kami pun memilih memakai EZ link.

EZ Link dengan desain lucunya

Dari CG2 transit di Stasiun MRT Tanah Merah (East West Line - EW4) sekitar 2 pemberhentian. Jadi, MRT Changi Airport ini memang hanya melayani 3 rute saja; CG (Tanah Merah), CG1 (Expo), dan CG2 (Changi Airport). Dari CG2 ke Stasiun MRT Aljunied (EW9) Geylang ditempuh sekitar 10-15 menit saja.

Suasana Singapore MRT CG2 - EW9

Latoe among the luggages :D

Waaaahh, sampai di Stasiun MRT Aljunied kami kelaperan beraaatt! Jadinya kami makan yang deket stasiun aja, tepatnya di Mufiz Restaurant.

Aljunied MRT Station

Mufiz Restaurant

Jadi Mufiz ini tempat makan bertajuk Indian Muslim Food and Thai Muslim Seafood, jadi cocok buat lidah kami. Ternyata porsinya banyak banget! Suami pesan semacam gulai kambing gitu, aku dan Latoe makan Nasi Goreng Ikan Bilis. Sempet ga ngeuh apa itu ikan bilis, eh taunya teri pantesan asin banget :D. Harga sekali makan plus minum di sini total ga lebih dari $7-$8. Untuk ukuran Singapore cukup terjangkau lah ya.

Suasana Mufiz Restaurant

Menu di Mufiz Restaurant

Aneka minuman di Mufiz Restaurant

Daftar menu Mufiz Restaurant

Selesai makan, kami jalan menuju penginapan. Unexpected! Ternyata deket banget dari stasiun! Senangnyaaaaaa (coba rumah di sini sedekat itu ke stasiun :D). Kami jalan kaki hanya sekitar 7-9 menit sajaaaaa...

Kami menginap di Lai Ming Hotel Cosmoland di 424 Geylang Road. Pastinya ini hotel low bugdet ya dan pas buat kalian para backpacker. Kamarnya bervariasi dan bisa buat family sampai 5 orang seperti kamar yang kami pesan: 2 king bed plus 1 single bed. 


Lai Ming Hotel Cosmoland @Geylang

Lai Ming Hotel Cosmoland @Geylang nampak depan

Halaman Lai Ming Hotel Cosmoland @Geylang

Namanya hotel low budget pastinya fasilitas seadanya ya (yang penting ada buat tidur coz aktifitas banyak di luar). Sarapan yang disediakan pun hanya roti, teh, dan kopi. Tidak ada lift di hotel yang cuma 4-5 lantai ini, jadi lumayan olahraga bawa Latoe nyampe ke lantai 3. Kebersihan juga seadanya, ga ada fasilitas make up room setiap harinya (ato mesti minta ya? Entahlah). Tapi bagaimana pun, itu ga masalah buat kami soalnya kami bukan penganut luxury traveling hihi. Disesuaikan sama keuangan masing-masing aja ya, yang penting masih bisa jalan-jalan.

Lobby Lai Ming Hotel Cosmoland

Lobby Lai Ming Hotel Cosmoland

Suasana Lantai 3 Lai Ming Hotel Cosmoland

Suasana kamar

2 king bed

1 single bed

Suasana toilet

Suasana tempat makan

Suasana meja makan

Antri makan roti :D

Hari pertama ditutup dengan capek ahahaha dan hari-hari berikutnya lebih capek lagi! Tapi, so excited!

DAY 2

Hari kedua saatnya explore Gardens by the Bay! Tempatnya luaaass banget! Untuk menuju tempat ini, kami naik MRT dari Stasiun Aljunied (EW9) ke Stasiun Bugis (EW12), dari sana transit menuju Down Town Line (DT). Lumayan jauh jalan kaki dari EW Bugis ke DT Bugis menyusuri bawah tanah area MRT yang luasnya ampun dah! Dari Stasiun Bugis (DT14) kami turun di Stasiun Bayfront (DT16) dengan 2 pemberhentian.

Bayfront MRT Station

Dari stasiun ke area Gardens by the Bay sebenarnya ga jauh. Tapi, dari jembatan yang merupakan 'pintu masuk' menuju pusat atraksi lumayan jauh. Di sepanjang perjalanan banyak taman dengan dekorasi menarik sesuai tema. Dari sini juga kita bisa berfoto dengan latar belakang Marina Bay Sands dengan jarak yang cukup dekat. Juga, ada Supertree Grove, semacam pohon buatan besar yang konon katanya menyerap energi matahari juga air hujan untuk konservasi lingkungan.

Gardens by the Bay Bridge

Tropical garden

Marina Bay Sands from Gardens by the Bay

Supertree Grove

Taman Kacang karena ada replika kacang gede :D

Hanya Flower Dome dan Cloud Forest yang kami kunjungi. Tiket masuk ke dua tempat ini $28 buat dewasa dan gratis untuk anak di bawah 3 tahun (Latoe gratis!). 

Cloud Forest

Cloud Forest dan Flower Dome Ticketing

The ticket

Pintu masuk Flower Dome

Di Flower Dome, terdapat ratusan varietas flora. Konon ini adalah The Largest Glass Greenhouse in the world dan pernah dapat Guinness Book of Record juga loh di tahun 2015! Suasananya agak rame saat itu, sampe ada rombongan anak-anak TK gitu :D. Bunganya bagus-bagus sih, tapi aku yakin lebih bagus dan bervariasi yang ada di Indonesia, yang tersebar di habitatnya masing-masing.

Suasana Flower Dome




Ornamen di Flower Dome



Kebetulan kami kesana beberapa hari setelah imlek, jadi di salah satu spot Flower Dome saat itu ada atraksi "Dahlia Dreams". Nuansa merah dengan lampionnya mendominasi serasa berada di Chinatown.

Dahlia Dreams dalam rangka Imlek


Lampion imlek

Ornamen imlek lainnya

Di Cloud Forest, ketika masuk ke area ini langsung disambut air terjun yang tinggi banget! Sontak kami pun sedikit basah ketika melewatinya. Konon ini adalah the largest waterfall in Southeast Asia. Iya gitu? Tapi keren sih, ada air terjun buatan di dalam dome. Di Indonesia sih banyaaaaaak!

Cloud Forest Waterfall



Pastinya, masih banyak atraksi lainnya di sini. Setiap 2 jam sekali muncul kabut yang menambah dinginnya udara. Kita bisa naik ke level tinggi dan berjalan mengelilingi 'forest'. Agak serem sih pas di atas, apalagi suami yang takut ketinggian :D. Jika kamu naik lift, ada 7 level dari mulai atraksi Cloud Forest Theatre, Crystal Mountain, sama Lost World di level paling atas.

Kabut yang muncul 2 jam sekali

Cloud Forest yang dingin

Suasana dari atas Cloud Forest




Sebenarnya di Indonesia banyak banget taman-taman alami. Bepergian ke negara lain kadang dapat dijadikan ajang benchmark yang malah menambah kecintaan sama tanah air. Negara lain boleh lebih canggih, tapi entah kenapa ada aja yang bikin kita kangen dan bersyukur tinggal di Indonesia.


Capek menjelajah Gardens by the Bay, perut kami sudah krubak-krubuk. Biar cepet, kami ikut arahan suami buat makan di Tanjong Pagar aja (rencana awal makan di House of Kebab Arab Street). Namanya lupa di pusat perbelanjaan apa, yang jelas kami random pilih tempat makan. Yang kami pilih akhirnya makanan India. Aku dan Latoe makan mee goreng dan suami prata. Eh, Latoe ga mau makan. Akhirnya makan Promina bubur tim sama ayahnya sambil jalan-jalan abis juga.

Abis makan, kami memutuskan untuk jalan melanjutkan itinerary yang tertunda. Ya, kami menjelajah Arab Street! Dari Tanjong Pagar, kami naik MRT ke Bugis Street dengan 3 pemberhentian (EW15 - EW12). Tempat pertama yang kami kunjungi di sini adalah Mesjid Sultan. Kubah mesjid ini elegan berbalut emas. Bagian dalamnya luas dengan banyak kipas angin di langit-langitnya (no AC). Saking besarnya kipas angin tersebut, jadinya angin yang dihasilkan pun kencaaaaang banget! Alhasil, mukena yang saya pakai ampe terkibas-kibas :(. Kayaknya angin kenceng ini bisa bikin orang masuk angin deh lama-lama :D.

Arab Street

Mesjid Sultan

Mesjid Sultan

Suasana Mesjid Sultan

Di bagian luar Mesjid Sultan, banyak tenant yang menjual beraneka souvenir, dari mulai magnet, gantungan kunci, kaos, pouch, dan lain-lain. Kami pun membeli beberapa souvenir untuk oleh-oleh keluarga di tanah air.

Toko souvenir

Dari area ini, kami berjalan menjelajah Kampong Glam. Banyak restoran dengan dekorasi lucu dan menarik, juga instagrammable! Makanan yang dijual pastinya khas Arab, India, Turki, dan negara-negara muslim lainnya.

Suasana Kampong Glam

Restoran Turki

Tidak jauh dari Kampong Glam, kami berjalan ke arah Haji Lane. Ternyata tempatnya tidak sesuai ekspektasi :(. Jalannya sempit banget! Tempat ini sedikit tertolong oleh mural-muralnya yang colorful! Bahkan, saat kami ke sini, tiba-tiba ada mobil melintas di tengah-tengah kesempitan! Apa ya yang ada di pikiran si pengendara mobil itu? Huft. Kami tidak begitu lama explore Haji Lane dan langsung menuju ke tempat berikutnya.

Suasana Haji Lane

Mural di Haji Lane

Suasana kafe

Masih sesuai rundown awal, dari Arab Street kami hendak menuju area Light to Night Festival 2019  di The Arts House. Kami jalan kembali ke Bugis MRT Station tapi di area bus stop-nya. Untuk mencapai lokasi, dari halte ini kami naik bus nomor 130 menuju halte Opp S'Pore Cricket Club yang hanya ditempuh 9 menit saja!

Setibanya di sini (tepatnya di depan National Gallery Singapore), kami bingung di mana letak festival yang dituju. Soalnya di depan The Arts House juga sepi-sepi aja. Karena hari masih terang, kami mengira memang acara belum dimulai. Tapi kok hening banget ya dan tidak nampak ada atraksi? Kata orang-orang sih dimulainya jam 8 malem ketika hari mulai gelap. Padahal saat itu udah mau jam setengah 6 sore, tapi memang waktu siang di sini lebih panjang dari Indonesia. Akhirnya kami memutuskan ke Merlion Park yang tidak jauh dari tempat kami berada saat itu.

Menuju Merlion Park, kami hanya berjalan menyusuri Esplanade Bridge. Dari tempat ini kami bisa dengan leluasa berfoto ria dengan background Marina Bay Sands dan hamparan danau (danau, sungai, apa laut ya? Bingung ahahaha abisnya Singapore banyak hasil reklamasinya :D). Yeeaaaay! Demi mandatory pic, kami rela berjubel bersama wisatawan lainnya untuk berfoto dengan patung Merlion! Alhamdulillah, ternyata beberapa hari setelah kedatangan kami ke sini, patung Merlion ini direnovasi. Entah mau dibuat apa nantinya.

Esplanade Bridge

Esplanade

Merlion Park

Me and Merlion

Rasanya kami sudah lelah explore Singapore hari kedua ini. Kami memutuskan untuk pulang saja walopun hari masih terang (walaupun sudah sekitar jam 7 malam). Dari Merlion Park, kami jalan melewati Fullerton Hotel menuju City Hall MRT Station. Setelah 4 pemberhentian, kami tiba di Stasiun Aljudied. Di sini kami mencoba makan di tempat makan bernama "Nenek Place". Tempat ini ala warteg kalo di Indonesia, tapi lebih modern. Makanan disusun dalam display berkaca. Sekilas nampak menggugah selera karena kami memang lapar sekali. Oia, saking laparnya kami ga sempet foto tempatnya. Klik aja di sini ya.

Hari kedua ini ditutup dengan badan dan kaki pegal-pegal, lebih pegal dari hari pertama ahahahha! Tapi seneng banget dan selalu gak sabar buat menyambut hari berikutnya, soalnya kita bakal belanja makanan (my favourite banget!:D). Blog edisi Singapore nya dilanjut di part 03 nanti ya gais! Thanks for reading!

#SingaporeTrip
#Juwisfoodystuff

You Might Also Like

0 comments