Percaya tidak jika di Bandung, foodies bisa merasakan bagaimana rasanya jadi Ratu Elizabeth? Mmmmm atau setidaknya jadi putri sehari seperti mendiang Lady Diana? Yups, foodies bisa menjadi princess tanpa harus ke Inggris langsung karena di daerah  Bukit Dago Utara semua bisa didapatkan! Di sana foodies bisa menikmati atmosfir Inggris lengkap dengan sajian makanan asli khas negeri Ratu Elizabeth.

Royal Stag Bistro di Jalan  Bukit Dago Utara No. 2 Bandung adalah jawabannya. Royal Stag adalah rusa yang prestisius untuk diburu. Alkisah, salah satu dari  pemilik tempat ini, Gadis, pernah mengenyam pendidikan di Inggris. Beberapa tahun menetap di sana, tentunya sudah sangat hapal akan kebudayaan setempat, termasuk makanan Inggris. Setelah menyelesaikan perkuliahan, Gadis pulang ke Indonesia dengan segudang ide untuk mendirikan usaha bersama saudaranya yang lain. Akhirnya, terciptalah Royal Stag Bistro.

Dari segi interior, tempat ini sudah pasti beratmosfir kerajaan Inggris. Hal ini dapat dilihat dari dekorasi di setiap sudut Royal Stag Bistro. Dikarenakan tempat ini berhubungan dengan rusa atau stag, beberapa hiasan dindingnya dihias ornamen kepala rusa.

Kursinya pun tak kalah unik. Foodies bisa memilih tempat di luar, di dalam, ataupun di taman belakang yang cozy banget.

Ornamen lainnya yakni lampu-lampu bak di istana, piano, serta hiasan dinding khas Inggris. Tempat ini cocok untuk spot pemotretan loh, foodies. Selain itu, ornamen yang ada di Royal Stag Bistro dapat menimbulkan kesan romantis ;).

Di salah satu sudut Royal Stag Bistro lainnya terdapat tempat yang dipenuhi dengan lampu klasik dan buku-buku pengarang Inggris yang digantung di atapnya. Hal tersebut menambah keunikan restoran ini yaa, foodies.

Ok, I think it's enough about the decoration. Pasti foodies semua sudah tidak sabar menu apa saja yang disajikan di Royal Stag Bistro. Buat yang penasaran seperti apa menu khas Inggris, ternyata tidak melulu menyajikan Fish and Chips yang menjadi andalan. Menu lainnya tak kalah enak. Satu hal yang menjadi fokus saya ketika mengunjungi Royal Stag Bistro adalah makanan yang disajikan kaya akan sayuran, juga low salt. Tentunya sehat yah, foodies. Menu pertama yang akan disajikan di sini yaitu cukup sederhana tapi yummy! It's Potato Stick!

Potongan kentangnya besar, ditambah bumbu yang pas dan juga crunchy ketika digigit membuat suasana siang menyenangkan. Taburan keju di atasnya menambah sentuhan gurih dan nikmat. Menu ini cukup mengenyangkan buat foodies yang ingin makan tapi menghindari menu nasi.

Lanjut ke menu lainnya. Nah, menu ini cocok buat foodies yang menggemari daging. Beef Wellington! Ssssttt, sekilas memang tak terlihat yaa beef-nya. Namun ternyata, daging sapi disajikan dalam balutan puff yang crispy.

Beef Wellington disajikan dengan saus khas yang dapat menambah rasa sajian ini. Tak ketinggalan, menu ini disajikan dengan beberapa bahan pendamping seperti wortel, buncis, jagung manis dan kacang merah yang kaya serat.

Makanan berbahan karbohidrat kentang, tepung dan jagung sudah disajikan. Buat foodies yang menyukai kentang dalam bentuk lain, di sini pun tersedia sajian berbentuk mashed potato. Jangan salah, porsinya besar dan nampaknya cocok untuk dua orang loh, foodies! Here it is Fish Cobbler!

Mashed potato disajikan dengan udang dan sayuran segar seperti wortel dan buncis. Kuahnya pun disajikan dengan saus keju. Buat foodies yang tak terbiasa dengan menu Inggris ini mungkin akan sedikit kesulitan dalam menghabiskannya. Tapi, jangan khawatir, makanan ini sehat dan kaya vitamin.

Makanan berikutnya yang akan dibahas adalah khusus buat pencinta sajian ayam. Namanya Coronation Chicken. Sekilas sangat mirip dengan sajian Indonesia. Ditambah bentuk nasi yang mengerucut seperti nasi tumpeng. Walaupun demikian, mungkin menu ini disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Nasi kerucut yang disajikan bukanlah nasi biasa, namun merupakan butter rice atau nasi yang diolah dengan mentega, bawang bombay dan paprika. Ayam diolah dengan potongan wortel dan kentang, juga sedikit taburan kacang kenari. Tidak ketinggalan salad yang memberi efek segar sajian ini.

Untuk pencinta daging kambing, juga ada menu istimewa. Apalagi menu ini disajikan dengan yoghurt yang segar. Tentunya yoghurt ini dicampurkan untuk menetralisir aroma amis dari kambingnya itu sendiri. Well, foodies, inilah Yoghurt Lamb Curry.

Menu terakhir yang akan disajikan adalah Florence Nightingale's Kedgerre. Namanya memang rumit yah, foodies, tapi tak serumit sajiannya kok. Menu ini berbahan dasar ikan.

Menu yang satu ini cukup berwarna dengan penyajian di atas piring hitam. Butter rice disajikan dengan ikan di atasnya, juga salad di lapisan teratas. Sehat dan mengenyangkan.

Setelah saya mencoba beraneka macam menu di Royal Stag Bistro, dari mulai sajian daging sapi, daging ayam, daging kambing, sampai ikan, saatnya foodies di rumah yang mencoba sendiri! Dijamin kenyang karena porsinya banyak dan besar.

Yes, I feel like I'm a princess in a day!! Yaaaayyyy!! :D

#juwisfoodystuff

Foodies pastinya sudah mengenal tokoh yang sering disebut Pak Raden 'kan di televisi? Lelaki paruh baya, berpenampilan dengan mengenakan pakaian tradisional Jawa, memakai blangkon dan berkumis baplang. Beliau tidak dapat dipisahkan dari sosok unyil dan kawan-kawannya. Nah, Pak Raden yang satu ini jauh dari kesan yang disebutkan tadi. Pak Raden ini berasal dari Australia loh a.k.a orang bule! Loh kok bisa? Nothing is impossible. Buat foodies yang penasaran dan tak percaya, ini dia penampakan Pak Raden Bule-nya.

Jadi, di hari-hari tertentu, tempat ini rutin menyajikan pertunjukan khusus lagu-lagu nostalgia. Itulah konsep yang disuguhkan oleh Saung Pak Raden Bule, di mana jarang sekali tempat makan di Bandung yang dijadikan tempat berkumpul angkatan lawas untuk sekedar mengenang kejayaan mereka di masa lalu. Bisa foodies liat sendiri, di hampir setiap dindingnya terdapat foto beberapa artis legendaris Bandung yang juga sempat berkunjung ke sini.

Walaupun suasana tempat makan ini lawas dan bernama saung, tapi menu yang disajikan di sini cukup beragam. Dari mulai menu Sunda seperti timbel, sampai kepada menu western seperti spagetti pun tersedia. Nah, Bu Iis, pengelola tempat makan ini mengajak saya untuk memasak dan mencicipi empat menu. Selain itu, pastinya kita ditemani oleh Chef Iwan dan Chef Ani, juga Barista Agung yang handal dalam meracik bahan-bahannya.

Menu pertama yang dibuat oleh Chef Iwan adalah Iga Bakar Hot Jeletot. Sudah bisa foodies bayangkan bagaimana rasanya. Hot jeletot alias pedas gila! Tentunya sangat menggugah selera dan sesuai dengan lidah orang Sunda yang sangat menyukai pedas.

Bahan-bahan untuk membuat menu ini terdiri dari iga sapi segar, bawang bombay, bawang putih, jahe, paprika, cabe rawit merah, saus tomat, saus tiram, merica, pala, kecap manis, kecap Inggris, mentega dan minyak wijen. Lengkap dan kaya rempah khas Indonesia!

Walaupun namanya iga akar, tapi menu ini tidak dibakar sama sekali loh, foodies. Cara membuatnya cukup masukkan bahan-bahannya dan digoreng sampai matang. Mungkin karena hasil akhirnya yang berwarna coklat kehitaman seperti dibakar dan sangat pedas, maka menu ini disebut Iga Bakar Hot Jeletot :p.

Buat foodies yang tidak terlalu suka rasa pedas tapi ingin mencicipi menu yang segar, nampaknya menu yang satu ini cocok sekali. Namanya Ikan Gurame Saus Mangga ala Chef Ani. Slllrrrpppp, so fresh!

Bahan-bahannya hampir sama loh seperti membuat rujak cuka. Namun, yang membedakannya adalah menu ini menu makan berat karena berbahan dasar ikan gurame. Sedangkan mangga dan bumbu rujaknya merupakan tambahan yang membuat menu ini berbeda dan segar. Cukup sediakan ikan gurame ukuran besar yang difillet dan dipotong dadu, kemudian balurkan ke dalam adonan tepung terigu dan tepung tapioka serta merica, penyedap rasa dan garam, kemudian goreng. Untuk membuat bumbu rujak mangganya sediakan mangga muda, bawang putih, cabe merah, rawit merah, cuka dan gula putih. Setelah ikan gurame matang, maka siramkan bumbu rujak mangga di atas ikan gurame. So yummy! ;))

Nah, setelah mencicipi menu pedas dan asam juga segar di mulut, rasa-rasanya perlu dinetralkan dengan sesuatu yang manis. Kali ini Barista Agung membuat dua menu manis untuk foodies semua. Menu pertama yakni minuman bernama Bubble Tea.

Super duper simple untuk membuat minuman ini. Foodies cukup siapkan bubble tea yang banyak dijual di supermarket, jelly, yoghurt, susu dan es batu. Jadilah minuman yang menyegarkan dan menetralkan rasa pedas di mulut ini ;). Ets, jangan lupa tambahkan cream, buah cherry dan daun mint segar di atasnya sebagai garnish yaa, foodies!

Menu terakhir yang dibuat oleh Barista Agung adalah dessert yang sangat manis juga. Buat pecinta coklat, menu ini bagaikan surganya. Yups, it's Choco Lover! Pancake yang disajikan dengan es krim dan bertaburan coklat.

Bahan adonannya terdiri dari tepung terigu, telur, ragi, susu cair, gula cair dan mentega. Sedangkan untuk topping-nya cukup sediakan es krim coklat, wafer stick, cocoa powder, buah cherry dan daun mint. Topping bisa ditambahkan sesuai selera foodies ;).

Gimana foodies, langsung kenyang baca ulasannya atau justru masih lapar? :D

Mending langsung cicipi menu lainnya yang tersedia di Saung Pak Raden Bule di Jalan Banteng nomor 56 Bandung. Bawa orang tua juga bisa kok foodies untuk mengajak mereka ke suasana tempo dulu dan bernostalgia dengan tembang kenangannya.
;))

#juwisfoodystuff

Bandung surganya kuliner. Itu sudah pasti. Makanya, setiap weekend Bandung itu macet dimana-mana. Alhasil, bikin mood jadi turun dan "capek di jalan". Okay, that's our big city's problem almost everyday, not just on weekend. Tapi, kalau foodies yang udah bermacet-macet ria di jalan dan berkunjung ke tempat ini dijamin rasa penat selama di jalan terbayarkan! Tempat ini berada di puncak Bojong Koneng Atas. It's "De'Tuik Resto and Resort". Nah, kali ini saya berkesempatan masak bareng Chef Abah Asep di depan resort-nya nih, foodies. Dari atas sini, kita bisa melihat pemandangan kota Bandung di bawahnya.

Mendengar kata mercon sudah tentu pikiran kita tertuju pada semacam kembang api yang meletup-letup di langit malam. Berwarna-warni, terang dan indah. Eits, mercon yang satu ini berbeda loh, foodies. Pasalnya, mercon yang satu ini bisa dimakan dan menimbulkan sensasi panas di mulut. Yups, ini adalah sajian pedas dengan bahan dasar cabe rawit berbagai level yang siap membuat muka kamu memerah setelah menyantapnya. Berani mencoba? Kalau berani, foodies mesti datang ke Oseng Mercon yang tersebar di pelosok Bandung. Tapi kali ini saya mendatangi Oseng Mercon di kawasan Jalan Kopo Bandung. Penasaran? Simak saja review berikut ini.

Ini kali kedua saya berkunjung ke Oseng Mercon. Sebelumnya, saya berkesempatan "mencicipi mercon" cabang Dipatiukur Bandung. Nah, di cabang Kopo ini, interiornya lebih unik daripada cabang DU. Kenapa? Sebab, suasananya didominasi oleh warna hitam dan dipenuhi ornamen kayu, dari mulai kursi, meja, sampai sangkar yang menggantung di salah satu sudutnya. Tapi, yang unik adalah sangkar tersebut ternyata bukan sangkar burung, melainkan kurung ayam mini karena di dalamnya terdapat miniatur ayam. Dinding hitam juga dipenuhi gambar tangan mengenai kondisi masa perang yang dipenuhi granat. Bukan hanya itu, pakaian pelayannya pun mengusung tema ala veteran loh, foodies.

Selain tema suasana masa perang, di dinding atas juga terpampang gambar beberapa menu yang dijual Oseng Mercon. Unik kan, foodies? ;).

Nah, ini dia yang menjadi ciri khas Oseng Mercon. Granat yang siap meledak di mulut! Okay, just kidding :D. Granat ini non aktif yaa foodies, hanya sebagai hiasan atau ornamen yang menambah suasana beda ketika foodies berkunjung kesini :D. Kebayang kan gimana rasanya mencicipi makanan dalam suasana perang penuh granat di sekeliling kita?

Ini dia beberapa menu andalan di Oseng Mercon. Rasanya benar-benar pedas loh dan mereka menyebutnya "amunisi". Amunisi tersebut diantaranya Oseng-Oseng Mercon yang merupakan oseng daging sapi yang dipotong-potong kecil dengan ekstrak cabe rawit mematikan :D. Selain itu terdapat Ayam Bakar Halilintar dengan sambal hijaunya, Iga Bakar Mercon, Ayam Bakar khas Belanda, Gurame Pedas, dan lain-lain. Untuk amunisi minumannya terdapat Es Lahar Merapi, Es Jeruk Londho, Es Nyi Roro, big size Thai Tea and Green Tea yang menyegarkan setelah menyantap sajian pedas. Wajib dicoba nih, foodies.

Selain amunisi minuman yang telah disebutkan di atas, juga terdapat satu amunisi minuman unik di Oseng Mercon ini. Bahan dasarnya cabe rawit! What? Cabe rawit dijadikan minuman? Yes, indeed.

Namanya Jus Rawit. Foodies bisa mendapatkan minuman ini GRATIS (Syarat dan ketentuan berlaku :p)).

Ternyata minuman ini terbuat dari bahan-bahan lainnya selain rawit domba itu sendiri. Seperti paprika merah, stroberi, dan tomat. Untuk menambah rasa segar minuman ini ditambah gula dan es batu pastinya yaa, foodies. Bisa coba buat di rumah juga karena bahan-bahannya mudah ditemukan.

This is my favorit session! Sesi icip-icip! :D

Dari wangi makanannya pun sudah menyengat foodies, apalagi ketika Oseng-Oseng Mercon ini sampai di mulut. Siap-siap merasakan sensasi ledakan yang teramat pedas di mulut dan kepala kamu, foodies!

Enjoy ;) #juwisfoodystuff