Wisata Mainstream di Singapore [Singapore Trip Part 02]
March 29, 2019
Yup! Singapore saking deketnya dari Indonesia sampe sering dijadikan tempat "melarikan diri". Kadang ada yang cuma menghabiskan waktu weekend di sana langsung kelar saking kecilnya. Isitlahnya gitu gais. Sebenernya bisa aja sih kemarin itu cuma 3 hari ke sana, tapi kayaknya bakalan grudag-grudug ya apalagi bawa anak kecil. Kalo cuma berdua backpacker-an sama suami sih bisa banget blusukan ampe malem dan jadwal dipadetin. Nah, karena barengan Latoe, mending slow aja yaa.. ;)
Perjalanan 4 hari kami ke Singapore sebenarnya bukan tanpa alasan. Jadi, ceritanya suamiku pengen ngasih hadiah ultah buat kakaknya dengan ngajak jalan-jalan. Jadilah aku pun sekalian aja ngajak adik aku. Kebetulan keduanya (kakak ipar dan adik aku) belum pernah ke luar negeri. Eh, plus Latoe jadinya bertiga denk yang belum pernah :D. Jadi, this is the first time Latoe, my sister, and my brother in law traveling abroad! Yeaaaayy!
Tulisan ini kelanjutan dari Singapore Trip Part 01 yang sudah di-posting sebelumnya yaa. Pokoknya semua yang kami datengin mainstream ahahaahha! Mungkin di antara kalian juga udah sering banget ke tempat-tempat ini. Walaupun begitu, ada atraksi yang ga semua orang mengalaminya. Apa itu?
Gardens by the Bay |
Perjalanan 4 hari kami ke Singapore sebenarnya bukan tanpa alasan. Jadi, ceritanya suamiku pengen ngasih hadiah ultah buat kakaknya dengan ngajak jalan-jalan. Jadilah aku pun sekalian aja ngajak adik aku. Kebetulan keduanya (kakak ipar dan adik aku) belum pernah ke luar negeri. Eh, plus Latoe jadinya bertiga denk yang belum pernah :D. Jadi, this is the first time Latoe, my sister, and my brother in law traveling abroad! Yeaaaayy!
Suami, kakak ipar, adik, dan Latoe |
Tulisan ini kelanjutan dari Singapore Trip Part 01 yang sudah di-posting sebelumnya yaa. Pokoknya semua yang kami datengin mainstream ahahaahha! Mungkin di antara kalian juga udah sering banget ke tempat-tempat ini. Walaupun begitu, ada atraksi yang ga semua orang mengalaminya. Apa itu?
Kami terbang ke Singapore dengan naik pesawat Lion Air pukul 13.45 WIB. Setelah sampai dan beli SIM Card (kami memakai M1), aku sudah wanti-wanti mencari spot Wizarding World of Harry Potter! Yup, ini dia atraksi yang ga semua orang bisa alamin soalnya hanya ada dari November 2018 sampai pertengahan Februari 2019! Jadinya, beruntung banget aku bisa berfoto ria di spot ini. Berasa ada di Hogwarts loh!
Jadi, spot ini adanya di Terminal 3 Changi Airport. Gak banyak effort buat nyari spot Wizarding World of Harry Potter ini. Dari arrival hall naik lift aja ke atas tepatnya di Departure Check-in Hall langsung deh ketemu! Ini namanya Hogsmeade Village plus Stasiun King's Cross lengkap dengan Hogwarts Express di peron 9 3/4 nya! Di waktu-waktu tertentu turun salju loh!
Oia, sebenarnya di T3 ini ada spot Diagon Alley juga, cuma belum sempet nemu. Juga ada Whomping Willow di T2, dan Newt's Menagerie di T1. Makanya, beruntung banget sempet ke sini before it's over.
Dari Changi Airport menuju kota (tepatnya Geylang), kami naik MRT. Untuk menuju stasiun MRT Changi Airport (CG2), dari Terminal 3 tinggal ikutin sign aja, nanti juga ketemu. Ada beberapa pilihan kartu untuk MRT ini, di antaranya Singapore Tourist Pass (STP) dan EZ Link. Aku ga akan jabarin perbedaannya di sini, sudah banyak yang mengulas salah satunya di link ini. Kami pun memilih memakai EZ link.
Dari CG2 transit di Stasiun MRT Tanah Merah (East West Line - EW4) sekitar 2 pemberhentian. Jadi, MRT Changi Airport ini memang hanya melayani 3 rute saja; CG (Tanah Merah), CG1 (Expo), dan CG2 (Changi Airport). Dari CG2 ke Stasiun MRT Aljunied (EW9) Geylang ditempuh sekitar 10-15 menit saja.
Waaaahh, sampai di Stasiun MRT Aljunied kami kelaperan beraaatt! Jadinya kami makan yang deket stasiun aja, tepatnya di Mufiz Restaurant.
Jadi Mufiz ini tempat makan bertajuk Indian Muslim Food and Thai Muslim Seafood, jadi cocok buat lidah kami. Ternyata porsinya banyak banget! Suami pesan semacam gulai kambing gitu, aku dan Latoe makan Nasi Goreng Ikan Bilis. Sempet ga ngeuh apa itu ikan bilis, eh taunya teri pantesan asin banget :D. Harga sekali makan plus minum di sini total ga lebih dari $7-$8. Untuk ukuran Singapore cukup terjangkau lah ya.
Selesai makan, kami jalan menuju penginapan. Unexpected! Ternyata deket banget dari stasiun! Senangnyaaaaaa (coba rumah di sini sedekat itu ke stasiun :D). Kami jalan kaki hanya sekitar 7-9 menit sajaaaaa...
Kami menginap di Lai Ming Hotel Cosmoland di 424 Geylang Road. Pastinya ini hotel low bugdet ya dan pas buat kalian para backpacker. Kamarnya bervariasi dan bisa buat family sampai 5 orang seperti kamar yang kami pesan: 2 king bed plus 1 single bed.
Namanya hotel low budget pastinya fasilitas seadanya ya (yang penting ada buat tidur coz aktifitas banyak di luar). Sarapan yang disediakan pun hanya roti, teh, dan kopi. Tidak ada lift di hotel yang cuma 4-5 lantai ini, jadi lumayan olahraga bawa Latoe nyampe ke lantai 3. Kebersihan juga seadanya, ga ada fasilitas make up room setiap harinya (ato mesti minta ya? Entahlah). Tapi bagaimana pun, itu ga masalah buat kami soalnya kami bukan penganut luxury traveling hihi. Disesuaikan sama keuangan masing-masing aja ya, yang penting masih bisa jalan-jalan.
Hari pertama ditutup dengan capek ahahaha dan hari-hari berikutnya lebih capek lagi! Tapi, so excited!
Wizarding World of Harry Potter at Changi Airport |
Hogsmeade Village |
Jadi, spot ini adanya di Terminal 3 Changi Airport. Gak banyak effort buat nyari spot Wizarding World of Harry Potter ini. Dari arrival hall naik lift aja ke atas tepatnya di Departure Check-in Hall langsung deh ketemu! Ini namanya Hogsmeade Village plus Stasiun King's Cross lengkap dengan Hogwarts Express di peron 9 3/4 nya! Di waktu-waktu tertentu turun salju loh!
Hogwarts Express, please take us to Hogwarts! |
Honeydukes |
Oia, sebenarnya di T3 ini ada spot Diagon Alley juga, cuma belum sempet nemu. Juga ada Whomping Willow di T2, dan Newt's Menagerie di T1. Makanya, beruntung banget sempet ke sini before it's over.
Wizarding World of Harry Potter! |
Dari Changi Airport menuju kota (tepatnya Geylang), kami naik MRT. Untuk menuju stasiun MRT Changi Airport (CG2), dari Terminal 3 tinggal ikutin sign aja, nanti juga ketemu. Ada beberapa pilihan kartu untuk MRT ini, di antaranya Singapore Tourist Pass (STP) dan EZ Link. Aku ga akan jabarin perbedaannya di sini, sudah banyak yang mengulas salah satunya di link ini. Kami pun memilih memakai EZ link.
EZ Link dengan desain lucunya |
Dari CG2 transit di Stasiun MRT Tanah Merah (East West Line - EW4) sekitar 2 pemberhentian. Jadi, MRT Changi Airport ini memang hanya melayani 3 rute saja; CG (Tanah Merah), CG1 (Expo), dan CG2 (Changi Airport). Dari CG2 ke Stasiun MRT Aljunied (EW9) Geylang ditempuh sekitar 10-15 menit saja.
Suasana Singapore MRT CG2 - EW9 |
Latoe among the luggages :D |
Waaaahh, sampai di Stasiun MRT Aljunied kami kelaperan beraaatt! Jadinya kami makan yang deket stasiun aja, tepatnya di Mufiz Restaurant.
Aljunied MRT Station |
Mufiz Restaurant |
Jadi Mufiz ini tempat makan bertajuk Indian Muslim Food and Thai Muslim Seafood, jadi cocok buat lidah kami. Ternyata porsinya banyak banget! Suami pesan semacam gulai kambing gitu, aku dan Latoe makan Nasi Goreng Ikan Bilis. Sempet ga ngeuh apa itu ikan bilis, eh taunya teri pantesan asin banget :D. Harga sekali makan plus minum di sini total ga lebih dari $7-$8. Untuk ukuran Singapore cukup terjangkau lah ya.
Suasana Mufiz Restaurant |
Menu di Mufiz Restaurant |
Aneka minuman di Mufiz Restaurant |
Daftar menu Mufiz Restaurant |
Selesai makan, kami jalan menuju penginapan. Unexpected! Ternyata deket banget dari stasiun! Senangnyaaaaaa (coba rumah di sini sedekat itu ke stasiun :D). Kami jalan kaki hanya sekitar 7-9 menit sajaaaaa...
Kami menginap di Lai Ming Hotel Cosmoland di 424 Geylang Road. Pastinya ini hotel low bugdet ya dan pas buat kalian para backpacker. Kamarnya bervariasi dan bisa buat family sampai 5 orang seperti kamar yang kami pesan: 2 king bed plus 1 single bed.
Lai Ming Hotel Cosmoland @Geylang |
Lai Ming Hotel Cosmoland @Geylang nampak depan |
Halaman Lai Ming Hotel Cosmoland @Geylang |
Namanya hotel low budget pastinya fasilitas seadanya ya (yang penting ada buat tidur coz aktifitas banyak di luar). Sarapan yang disediakan pun hanya roti, teh, dan kopi. Tidak ada lift di hotel yang cuma 4-5 lantai ini, jadi lumayan olahraga bawa Latoe nyampe ke lantai 3. Kebersihan juga seadanya, ga ada fasilitas make up room setiap harinya (ato mesti minta ya? Entahlah). Tapi bagaimana pun, itu ga masalah buat kami soalnya kami bukan penganut luxury traveling hihi. Disesuaikan sama keuangan masing-masing aja ya, yang penting masih bisa jalan-jalan.
Lobby Lai Ming Hotel Cosmoland |
Lobby Lai Ming Hotel Cosmoland |
Suasana Lantai 3 Lai Ming Hotel Cosmoland |
Suasana kamar |
2 king bed |
1 single bed |
Suasana toilet |
Suasana tempat makan |
Suasana meja makan |
Antri makan roti :D |
Hari pertama ditutup dengan capek ahahaha dan hari-hari berikutnya lebih capek lagi! Tapi, so excited!
DAY 2
Hari kedua saatnya explore Gardens by the Bay! Tempatnya luaaass banget! Untuk menuju tempat ini, kami naik MRT dari Stasiun Aljunied (EW9) ke Stasiun Bugis (EW12), dari sana transit menuju Down Town Line (DT). Lumayan jauh jalan kaki dari EW Bugis ke DT Bugis menyusuri bawah tanah area MRT yang luasnya ampun dah! Dari Stasiun Bugis (DT14) kami turun di Stasiun Bayfront (DT16) dengan 2 pemberhentian.
Dari stasiun ke area Gardens by the Bay sebenarnya ga jauh. Tapi, dari jembatan yang merupakan 'pintu masuk' menuju pusat atraksi lumayan jauh. Di sepanjang perjalanan banyak taman dengan dekorasi menarik sesuai tema. Dari sini juga kita bisa berfoto dengan latar belakang Marina Bay Sands dengan jarak yang cukup dekat. Juga, ada Supertree Grove, semacam pohon buatan besar yang konon katanya menyerap energi matahari juga air hujan untuk konservasi lingkungan.
Hanya Flower Dome dan Cloud Forest yang kami kunjungi. Tiket masuk ke dua tempat ini $28 buat dewasa dan gratis untuk anak di bawah 3 tahun (Latoe gratis!).
Di Flower Dome, terdapat ratusan varietas flora. Konon ini adalah The Largest Glass Greenhouse in the world dan pernah dapat Guinness Book of Record juga loh di tahun 2015! Suasananya agak rame saat itu, sampe ada rombongan anak-anak TK gitu :D. Bunganya bagus-bagus sih, tapi aku yakin lebih bagus dan bervariasi yang ada di Indonesia, yang tersebar di habitatnya masing-masing.
Kebetulan kami kesana beberapa hari setelah imlek, jadi di salah satu spot Flower Dome saat itu ada atraksi "Dahlia Dreams". Nuansa merah dengan lampionnya mendominasi serasa berada di Chinatown.
Di Cloud Forest, ketika masuk ke area ini langsung disambut air terjun yang tinggi banget! Sontak kami pun sedikit basah ketika melewatinya. Konon ini adalah the largest waterfall in Southeast Asia. Iya gitu? Tapi keren sih, ada air terjun buatan di dalam dome. Di Indonesia sih banyaaaaaak!
Pastinya, masih banyak atraksi lainnya di sini. Setiap 2 jam sekali muncul kabut yang menambah dinginnya udara. Kita bisa naik ke level tinggi dan berjalan mengelilingi 'forest'. Agak serem sih pas di atas, apalagi suami yang takut ketinggian :D. Jika kamu naik lift, ada 7 level dari mulai atraksi Cloud Forest Theatre, Crystal Mountain, sama Lost World di level paling atas.
Sebenarnya di Indonesia banyak banget taman-taman alami. Bepergian ke negara lain kadang dapat dijadikan ajang benchmark yang malah menambah kecintaan sama tanah air. Negara lain boleh lebih canggih, tapi entah kenapa ada aja yang bikin kita kangen dan bersyukur tinggal di Indonesia.
Capek menjelajah Gardens by the Bay, perut kami sudah krubak-krubuk. Biar cepet, kami ikut arahan suami buat makan di Tanjong Pagar aja (rencana awal makan di House of Kebab Arab Street). Namanya lupa di pusat perbelanjaan apa, yang jelas kami random pilih tempat makan. Yang kami pilih akhirnya makanan India. Aku dan Latoe makan mee goreng dan suami prata. Eh, Latoe ga mau makan. Akhirnya makan Promina bubur tim sama ayahnya sambil jalan-jalan abis juga.
Abis makan, kami memutuskan untuk jalan melanjutkan itinerary yang tertunda. Ya, kami menjelajah Arab Street! Dari Tanjong Pagar, kami naik MRT ke Bugis Street dengan 3 pemberhentian (EW15 - EW12). Tempat pertama yang kami kunjungi di sini adalah Mesjid Sultan. Kubah mesjid ini elegan berbalut emas. Bagian dalamnya luas dengan banyak kipas angin di langit-langitnya (no AC). Saking besarnya kipas angin tersebut, jadinya angin yang dihasilkan pun kencaaaaang banget! Alhasil, mukena yang saya pakai ampe terkibas-kibas :(. Kayaknya angin kenceng ini bisa bikin orang masuk angin deh lama-lama :D.
Di bagian luar Mesjid Sultan, banyak tenant yang menjual beraneka souvenir, dari mulai magnet, gantungan kunci, kaos, pouch, dan lain-lain. Kami pun membeli beberapa souvenir untuk oleh-oleh keluarga di tanah air.
Dari area ini, kami berjalan menjelajah Kampong Glam. Banyak restoran dengan dekorasi lucu dan menarik, juga instagrammable! Makanan yang dijual pastinya khas Arab, India, Turki, dan negara-negara muslim lainnya.
Tidak jauh dari Kampong Glam, kami berjalan ke arah Haji Lane. Ternyata tempatnya tidak sesuai ekspektasi :(. Jalannya sempit banget! Tempat ini sedikit tertolong oleh mural-muralnya yang colorful! Bahkan, saat kami ke sini, tiba-tiba ada mobil melintas di tengah-tengah kesempitan! Apa ya yang ada di pikiran si pengendara mobil itu? Huft. Kami tidak begitu lama explore Haji Lane dan langsung menuju ke tempat berikutnya.
Masih sesuai rundown awal, dari Arab Street kami hendak menuju area Light to Night Festival 2019 di The Arts House. Kami jalan kembali ke Bugis MRT Station tapi di area bus stop-nya. Untuk mencapai lokasi, dari halte ini kami naik bus nomor 130 menuju halte Opp S'Pore Cricket Club yang hanya ditempuh 9 menit saja!
Setibanya di sini (tepatnya di depan National Gallery Singapore), kami bingung di mana letak festival yang dituju. Soalnya di depan The Arts House juga sepi-sepi aja. Karena hari masih terang, kami mengira memang acara belum dimulai. Tapi kok hening banget ya dan tidak nampak ada atraksi? Kata orang-orang sih dimulainya jam 8 malem ketika hari mulai gelap. Padahal saat itu udah mau jam setengah 6 sore, tapi memang waktu siang di sini lebih panjang dari Indonesia. Akhirnya kami memutuskan ke Merlion Park yang tidak jauh dari tempat kami berada saat itu.
Menuju Merlion Park, kami hanya berjalan menyusuri Esplanade Bridge. Dari tempat ini kami bisa dengan leluasa berfoto ria dengan background Marina Bay Sands dan hamparan danau (danau, sungai, apa laut ya? Bingung ahahaha abisnya Singapore banyak hasil reklamasinya :D). Yeeaaaay! Demi mandatory pic, kami rela berjubel bersama wisatawan lainnya untuk berfoto dengan patung Merlion! Alhamdulillah, ternyata beberapa hari setelah kedatangan kami ke sini, patung Merlion ini direnovasi. Entah mau dibuat apa nantinya.
Rasanya kami sudah lelah explore Singapore hari kedua ini. Kami memutuskan untuk pulang saja walopun hari masih terang (walaupun sudah sekitar jam 7 malam). Dari Merlion Park, kami jalan melewati Fullerton Hotel menuju City Hall MRT Station. Setelah 4 pemberhentian, kami tiba di Stasiun Aljudied. Di sini kami mencoba makan di tempat makan bernama "Nenek Place". Tempat ini ala warteg kalo di Indonesia, tapi lebih modern. Makanan disusun dalam display berkaca. Sekilas nampak menggugah selera karena kami memang lapar sekali. Oia, saking laparnya kami ga sempet foto tempatnya. Klik aja di sini ya.
Hari kedua ini ditutup dengan badan dan kaki pegal-pegal, lebih pegal dari hari pertama ahahahha! Tapi seneng banget dan selalu gak sabar buat menyambut hari berikutnya, soalnya kita bakal belanja makanan (my favourite banget!:D). Blog edisi Singapore nya dilanjut di part 03 nanti ya gais! Thanks for reading!
#SingaporeTrip
#Juwisfoodystuff
Hari kedua saatnya explore Gardens by the Bay! Tempatnya luaaass banget! Untuk menuju tempat ini, kami naik MRT dari Stasiun Aljunied (EW9) ke Stasiun Bugis (EW12), dari sana transit menuju Down Town Line (DT). Lumayan jauh jalan kaki dari EW Bugis ke DT Bugis menyusuri bawah tanah area MRT yang luasnya ampun dah! Dari Stasiun Bugis (DT14) kami turun di Stasiun Bayfront (DT16) dengan 2 pemberhentian.
Bayfront MRT Station |
Dari stasiun ke area Gardens by the Bay sebenarnya ga jauh. Tapi, dari jembatan yang merupakan 'pintu masuk' menuju pusat atraksi lumayan jauh. Di sepanjang perjalanan banyak taman dengan dekorasi menarik sesuai tema. Dari sini juga kita bisa berfoto dengan latar belakang Marina Bay Sands dengan jarak yang cukup dekat. Juga, ada Supertree Grove, semacam pohon buatan besar yang konon katanya menyerap energi matahari juga air hujan untuk konservasi lingkungan.
Gardens by the Bay Bridge |
Tropical garden |
Marina Bay Sands from Gardens by the Bay |
Supertree Grove |
Taman Kacang karena ada replika kacang gede :D |
Hanya Flower Dome dan Cloud Forest yang kami kunjungi. Tiket masuk ke dua tempat ini $28 buat dewasa dan gratis untuk anak di bawah 3 tahun (Latoe gratis!).
Cloud Forest |
Cloud Forest dan Flower Dome Ticketing |
The ticket |
Pintu masuk Flower Dome |
Di Flower Dome, terdapat ratusan varietas flora. Konon ini adalah The Largest Glass Greenhouse in the world dan pernah dapat Guinness Book of Record juga loh di tahun 2015! Suasananya agak rame saat itu, sampe ada rombongan anak-anak TK gitu :D. Bunganya bagus-bagus sih, tapi aku yakin lebih bagus dan bervariasi yang ada di Indonesia, yang tersebar di habitatnya masing-masing.
Suasana Flower Dome |
Ornamen di Flower Dome |
Kebetulan kami kesana beberapa hari setelah imlek, jadi di salah satu spot Flower Dome saat itu ada atraksi "Dahlia Dreams". Nuansa merah dengan lampionnya mendominasi serasa berada di Chinatown.
Dahlia Dreams dalam rangka Imlek |
Lampion imlek |
Ornamen imlek lainnya |
Di Cloud Forest, ketika masuk ke area ini langsung disambut air terjun yang tinggi banget! Sontak kami pun sedikit basah ketika melewatinya. Konon ini adalah the largest waterfall in Southeast Asia. Iya gitu? Tapi keren sih, ada air terjun buatan di dalam dome. Di Indonesia sih banyaaaaaak!
Cloud Forest Waterfall |
Pastinya, masih banyak atraksi lainnya di sini. Setiap 2 jam sekali muncul kabut yang menambah dinginnya udara. Kita bisa naik ke level tinggi dan berjalan mengelilingi 'forest'. Agak serem sih pas di atas, apalagi suami yang takut ketinggian :D. Jika kamu naik lift, ada 7 level dari mulai atraksi Cloud Forest Theatre, Crystal Mountain, sama Lost World di level paling atas.
Kabut yang muncul 2 jam sekali |
Cloud Forest yang dingin |
Suasana dari atas Cloud Forest |
Sebenarnya di Indonesia banyak banget taman-taman alami. Bepergian ke negara lain kadang dapat dijadikan ajang benchmark yang malah menambah kecintaan sama tanah air. Negara lain boleh lebih canggih, tapi entah kenapa ada aja yang bikin kita kangen dan bersyukur tinggal di Indonesia.
Capek menjelajah Gardens by the Bay, perut kami sudah krubak-krubuk. Biar cepet, kami ikut arahan suami buat makan di Tanjong Pagar aja (rencana awal makan di House of Kebab Arab Street). Namanya lupa di pusat perbelanjaan apa, yang jelas kami random pilih tempat makan. Yang kami pilih akhirnya makanan India. Aku dan Latoe makan mee goreng dan suami prata. Eh, Latoe ga mau makan. Akhirnya makan Promina bubur tim sama ayahnya sambil jalan-jalan abis juga.
Abis makan, kami memutuskan untuk jalan melanjutkan itinerary yang tertunda. Ya, kami menjelajah Arab Street! Dari Tanjong Pagar, kami naik MRT ke Bugis Street dengan 3 pemberhentian (EW15 - EW12). Tempat pertama yang kami kunjungi di sini adalah Mesjid Sultan. Kubah mesjid ini elegan berbalut emas. Bagian dalamnya luas dengan banyak kipas angin di langit-langitnya (no AC). Saking besarnya kipas angin tersebut, jadinya angin yang dihasilkan pun kencaaaaang banget! Alhasil, mukena yang saya pakai ampe terkibas-kibas :(. Kayaknya angin kenceng ini bisa bikin orang masuk angin deh lama-lama :D.
Arab Street |
Mesjid Sultan |
Mesjid Sultan |
Suasana Mesjid Sultan |
Di bagian luar Mesjid Sultan, banyak tenant yang menjual beraneka souvenir, dari mulai magnet, gantungan kunci, kaos, pouch, dan lain-lain. Kami pun membeli beberapa souvenir untuk oleh-oleh keluarga di tanah air.
Toko souvenir |
Dari area ini, kami berjalan menjelajah Kampong Glam. Banyak restoran dengan dekorasi lucu dan menarik, juga instagrammable! Makanan yang dijual pastinya khas Arab, India, Turki, dan negara-negara muslim lainnya.
Suasana Kampong Glam |
Restoran Turki |
Tidak jauh dari Kampong Glam, kami berjalan ke arah Haji Lane. Ternyata tempatnya tidak sesuai ekspektasi :(. Jalannya sempit banget! Tempat ini sedikit tertolong oleh mural-muralnya yang colorful! Bahkan, saat kami ke sini, tiba-tiba ada mobil melintas di tengah-tengah kesempitan! Apa ya yang ada di pikiran si pengendara mobil itu? Huft. Kami tidak begitu lama explore Haji Lane dan langsung menuju ke tempat berikutnya.
Suasana Haji Lane |
Mural di Haji Lane |
Suasana kafe |
Masih sesuai rundown awal, dari Arab Street kami hendak menuju area Light to Night Festival 2019 di The Arts House. Kami jalan kembali ke Bugis MRT Station tapi di area bus stop-nya. Untuk mencapai lokasi, dari halte ini kami naik bus nomor 130 menuju halte Opp S'Pore Cricket Club yang hanya ditempuh 9 menit saja!
Setibanya di sini (tepatnya di depan National Gallery Singapore), kami bingung di mana letak festival yang dituju. Soalnya di depan The Arts House juga sepi-sepi aja. Karena hari masih terang, kami mengira memang acara belum dimulai. Tapi kok hening banget ya dan tidak nampak ada atraksi? Kata orang-orang sih dimulainya jam 8 malem ketika hari mulai gelap. Padahal saat itu udah mau jam setengah 6 sore, tapi memang waktu siang di sini lebih panjang dari Indonesia. Akhirnya kami memutuskan ke Merlion Park yang tidak jauh dari tempat kami berada saat itu.
Menuju Merlion Park, kami hanya berjalan menyusuri Esplanade Bridge. Dari tempat ini kami bisa dengan leluasa berfoto ria dengan background Marina Bay Sands dan hamparan danau (danau, sungai, apa laut ya? Bingung ahahaha abisnya Singapore banyak hasil reklamasinya :D). Yeeaaaay! Demi mandatory pic, kami rela berjubel bersama wisatawan lainnya untuk berfoto dengan patung Merlion! Alhamdulillah, ternyata beberapa hari setelah kedatangan kami ke sini, patung Merlion ini direnovasi. Entah mau dibuat apa nantinya.
Esplanade Bridge |
Esplanade |
Merlion Park |
Me and Merlion |
Rasanya kami sudah lelah explore Singapore hari kedua ini. Kami memutuskan untuk pulang saja walopun hari masih terang (walaupun sudah sekitar jam 7 malam). Dari Merlion Park, kami jalan melewati Fullerton Hotel menuju City Hall MRT Station. Setelah 4 pemberhentian, kami tiba di Stasiun Aljudied. Di sini kami mencoba makan di tempat makan bernama "Nenek Place". Tempat ini ala warteg kalo di Indonesia, tapi lebih modern. Makanan disusun dalam display berkaca. Sekilas nampak menggugah selera karena kami memang lapar sekali. Oia, saking laparnya kami ga sempet foto tempatnya. Klik aja di sini ya.
Hari kedua ini ditutup dengan badan dan kaki pegal-pegal, lebih pegal dari hari pertama ahahahha! Tapi seneng banget dan selalu gak sabar buat menyambut hari berikutnya, soalnya kita bakal belanja makanan (my favourite banget!:D). Blog edisi Singapore nya dilanjut di part 03 nanti ya gais! Thanks for reading!
#SingaporeTrip
#Juwisfoodystuff
0 comments