Kisah Haru Latoe Hadir di Dunia

October 08, 2018

Nama Latoe sebenarnya sudah ada sebelum embrionya ada. Nama lengkapnya yang baru diputuskan menjelang Latoe lahir. Kami pun mempunyai dua Latoe. Kakak Latoe dan Adek Latoe. Kakak Latoe "mengalah" kepada Adek Latoe untuk memberi kebahagiaan kepada orang tuanya di dunia.


Hello Kakak Latoe!

Sekitar akhir bulan Agustus 2016, dalam keadaan siap-belum siap untuk hamil (karena kalo bisa ingin hamil setelah 1 tahun menikah), ternyata aku hamil! Bingung mau seneng apa ngga karena kami belum berpengalaman. Lama-lama kami pun senang dikasih kepercayaan sama Allah melalui kehamilan ini. Tapi kebahagiaan itu hanya berlangsung seminggu saja. Kakak Latoe tidak kuat karena bundanya baru menyadari hamil setelah 5 minggu dan sebelumnya ikutan outbond. Sedih banget waktu itu, keguguran di saat suami berangkat dinas selama 5 hari. Sakitnya seperti menstruasi, tapi lebih sakit sedikit sampe gak bisa beranjak dari kasur. Besoknya setelah agak sedikit kuat, barulah kontrol ke dokter. Dan ternyata memang keguguran. Dikasih obat peluruh untuk mengeluarkan sisa darah, lama-lama pulih kembali walaupun harus beristirahat selama 6 hari (dan aku putuskan untuk pulang ke Cimahi sendiri).

Kami berdua menjalani kehidupan seperti biasa pasca insiden keguguran. Walau terkadang masih suka nangis kalo teringat Kakak Latoe. Mungkin ini yang namanya cinta walaupun belum pernah bertemu. Untuk menghibur diri, kami akhirnya liburan ke Belitung pada bulan Oktober 2016. Ceritanya bisa dibaca di sini.

5 bulan kemudian atau sekitar Bulan Januari/Februari 2017, aku hamil lagi! Kali ini memang lebih let it flow (gak diprogram juga sebenarnya). Kami senang tentunya, walaupun ada kekhawatiran takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi. Maka dari itu, sejak awal kehamilan pertama, keguguran, sampai kehamilan kedua tidak pernah nge-publish berita apapun di sosmed. Hanya orang-orang terdekat saja yang tau. Itu komitmen kami sejak awal. Makanya, tidak banyak yang tau kalo Latoe yang lahir itu sebenarnya anak kedua kami.

My Pregnancy's Milestone

Banyak cara untuk menjaga kehamilan kedua ini. Lebih hati-hati dalam hal apapun. Salah satunya untuk tidak terlalu capek bekerja (misalnya tidak dinas dalam kurun waktu 4 bulan kehamilan). Setelah itu bisa terbang kembali sampai 8 bulan kehamilan (cuma ke Lombok, Yogyakarta, dan sempet babymoon ke Jepara, Malaysia dan Vietnam juga :D). Diusahakan untuk tidak terlalu stress juga. Pokoknya harus berpikiran positif (walopun susah karena terkadang emosian). 

7 weeks pregnancy @Karimun Jawa

8 weeks pregnancy @Vietnam

Soal makanan, kehamilan aku tuh gak banyak drama. Gak ada ngidam, atau pura-pura ngidam :D. Karena aku pikir gak ada yang namanya ngidam, itu mah kepengen emaknya aja ahahaha bukan bawaan bayinya. 3 bulan awal kehamilan juga gak pernah mual-mual. Makan normal seperti biasa. Cuma memang agak enek klo malem, pengennya makan yang seger-seger macam pempek. Ah pokoknya seneng banget gak ngalamin hal-hal negatif yang sering aku baca dan denger tentang 3 bulan awal kehamilan. Aku menjalani 3 bulan awal kehamilan seperti biasa: Naik bus, banyak jalan, banyak rebahan, makan, biasa ajaaaa.


Latoe in my tummy

Olahraga yang dijalani yang sangat ngebantu proses kelancaran persalinan Latoe gak dipungkiri adalah jalan kaki. Dari rumah jalan kaki ke halte bus Transjakarta, turun dari bus juga jalan kaki lagi ke kantor. Jalan-jalan ke mana pun juga pasti jalan kaki. Waktu backpacker-an ke Malaysia dan Vietnam juga jalan kaki terus. Mungkin beberapa kilometer sekali jalan kaki. Capek sih, tapi hasilnya bisa terlihat saat proses melahirkan. Aku gak sempet ikut senam hamil karena waktunya terbatas. Akhirnya disiasati dengan latihan via Youtube. Tutorial pilates, senam, dan semuanya cuma aku dapetin dari Youtube. Yang sering aku ikutin dan diputar berulang-ulang adalah pilatesnya Andien. Ada 2 part videonya, ini (part 1) dan ini (part 2). Sangat terbantu sekali sama tutorial yang ada di Youtube ini. 2 minggu menjelang lahiran, hampir setiap hari rutinitas olahraganya jalan kaki pagi-pagi dan pilates. Semakin gede perutnya, maka lebih sering backpain menyerang. Olahraga ini cukup ngebantu menghilangkan backpain (tapi pijitan suami dan koyo hansaplast juga ampuh loh :D).

Karena terbiasa gak "dimanja" saat hamil (karena aku cuma hamil bukan sakit), alhamdulillah kelahiran Latoe lancar dan normal. Hanya membutuhkan 3 jam dari mulai pembukaan 2 sampai  pembukaan penuh, dan proses melahirkan membutuhkan waktu 1 jam. Total dari mulai datang ke bidan sampai Latoe lahir hanya 4 jam. Sorenya sudah boleh pulang ke rumah. 


Persiapan Latoe lahir

Jadi, setelah 2 minggu cuti kerja dan gak sabar nunggu Latoe lahir, subuh tanggal 9 Oktober 2017 pukul 01.34 WIB keluar flek dikit. Yang kepikiran cuma ngasih tau suami di Jakarta via whatsApp dan ternyata HP-nya gak aktif, ya secara subuh-subuh yaa. Karena belum yakin itu flek, akhirnya sambil tiduran mulai kerasa mules interval 10 menit. Setelah 3x mules dan lagi-lagi nge-whatsApp suami yang ga aktif buat siap-siap (siap-siap berangkat ke Jepara maksudnya), sekitar pukul 02.00 WIB akhirnya nyuruh adik yang tidur sekamar untuk membangunkan ortu. Flek keluar lagi agak banyak. Dari situ yakin inilah saatnya. Kami bergegas menuju bidan dekat rumah dengan bersepeda motor sekitar 3 menit. Pukul 03.00 WIB diperiksa bidan dan dinyatakan sudah bukaan 2. Disuruh rebahan aja di ruang bersalin. Makin lama makin sering mulesnya (tiap kali mules datang rasanya ampuuun daaah :D). Alhamdulillah tidak menunggu lama, pukul 06.00 WIB dinyatakan sudah bukaan lengkap. Sekitar pukul 06.30 WIB bidan memutuskan memasang infus sebagai induksi karena aku kurang kuat mengejan. Akhirnya pukul 07.07 WIB, Latoe lahir dengan selamat di dunia. Dengar suara tangisan pertamanya sangat terharuuu and it's a boy! Walopun waktu ngelahirin hanya ditemani mamah dan mamah mertua tanpa suami (dia cuma nemenin via video call karena posisi masih di Stasiun Gambir, gak dapet jadwal pesawat pagi :D), namun tetap tidak mengurangi rasa syukur dan bahagia.


Welcome to the World, dek Latoe! @Bidan di Jepara

Oia, kenapa kami memilih Jepara untuk tempat lahiran Latoe? Ya mungkin dibandingkan Cimahi lebih memungkinkan dan memadai dari segala hal. Sempet bingung mau ngelahirin di rumah sakit atau bidan terdekat. Setelah berbagai pertimbangan, kami memilih bidan. Aku dibantu bidan Sari yang baik banget. Belum terbayangkan proses melahirkan seperti apa sebelumnya, hanya baca-baca apa yang harus dilakukan saat menjelang persalinan dari internet. Nyatanya, inhale-exhale saat persalinan tidak semudah itu! Sungguh perjuangan yang amazing!



Latoe 3 bulan


Latoe 7 bulan


Latoe setahun udah banyak gaya


Latoe with Ayah


Latoe saat mulai MPASI.. Cemong gara-gara buah naga :D


KISAH MENG-ASI-HI


Ternyata oh ternyata, perjuangan belum selesai. Ngasih ASI ke Latoe ternyata berat juga. ASI baru keluar sekitar hari ketiga pasca melahirkan. Tapi, Alhamdulillah Latoe lulus ASI eksklusif 6 bulan pertama! Yeeaay! Bulan-bulan berikutnya drama :D. Naik turun kuantitas mimik Latoe. 


Latoe mimik ASI bunda pake dot

Awalnya sih konsisten pumping, seiring beban kerjaan meningkat, banyak pikiran, kecapean di jalan, anak makin banyak gaya, maka makin lama ASI pun makin menurun. Dari yang selalu pumping jam 3 subuh, lama-lama sering males. Di kantor pun gitu, awalnya pumping 3x, lama-lama cuma 2x, terus 1x klo lagi banyak kerjaan. Yah, ga heran sih ASI terjun bebas! (Jangan ditiru ya buibuk :D). Padahal dulu sempet ganti kulkas gara-gara ASI overload dan buat memperpanjang masa ASI (dari kulkas 1 pintu yang cuma tahan 2 minggu ke kulkas 2 pintu yang tahan 3 - 6 bulan). Puncaknya waktu lebaran 2018. Setelah puasa full 1 bulan sebenarnya cuma menurun sedikit, tapi ASI menurun signifikan pasca mudik seminggu dan jadwal pumping berantakan.


Perjuangan 2 bulan awal menaikkan kuantitas ASI

Dulu tengah malem pumping dapetnya segini, sekarang tinggal kenangan :D

MengASIhi aku tuh sistemnya kejar tayang! Karena durasinya singkat cuma 2 minggu di freezer kulkas 1 pintu, jadinya aku harus muter otak biar stoknya muter. Dulu sih produksi ASI aku 700-800 ml sehari, Latoe mimiknya sekitar 500-600 ml sehari, jadi masih ada surplusnya. Nah, di kala Latoe grow spurt, bisa jadi gali lubang - tutup lubang tuh ASIP! Kadang defisit juga :D. Belum lagi harus defrost tiap minggu, kayaknya maleeesss banget mindahin ASIP ke cooler box, bersihin kulkas,  terus mindahin lagi ASIP dari cooler box ke kulkas. Kegiatan rutin itu berlangsung selama 8 bulan sampe akhirnya beli kulkas baru biar ga usah defrost dan menampung lebih banyak ASIP. Tapi demi Latoe, dulu tuh bawaannya semangat aja.

Masa perjuangan nyetok ASIP di freezer kecil kulkas 1 pintu

Hijrah ASIP dan defrost kulkas setia ditemani Marina Cooler Box

Ikhtiar mengASIhi dibantu dengan ASI booster

Tapi bersyukur sih, di usia Latoe menginjak 1 tahun ini masih dikaruniai ASI walaupun ga banyak, cenderung ke sisaan :D. Ya gapapa lah, yang penting bunda udah berusaha selama 1 tahun ini ya, Latoe.

ASI berkurang, otomatis aku dan suami nyari alternatif. Mau sufor apa donor ASI?
Hal ini udah dipikirkan matang-matang. Sudah tanya sana-sini, baca-baca, survey ke ibu-ibu pumping juga, tapi akhirnya kembali lagi ke keputusan kami sebagai orang tua. Akhirnya kami memilih tambahan sufor untuk tandem ASI yang kurang semenjak Latoe 10,5 bulan. Apa pertimbangannya?

1. Jujur, bagaimanapun ASI itu lebih baik daripada semua sufor apapun. Tapi, saya pribadi masih belum siap Latoe mempunyai ibu susu lain (bundanya posesif :D). ASI itu darah, jadi harus hati-hati memilih ibu susu.

2. Hasil baca di Instagram @idai_ig, kayaknya masih ada pendonor ASI yang belum memenuhi syarat-syarat yang ditulis Ikatan Dokter Anak Indonesia di bawah ini.

Sumber @idai_ig

Sumber @idai_ig

Itu artinya, saya harus nyari pendonor yang benar-benar mau melakukan serangkaian skrining kesehatan yang dimaksud (kadang iklan-iklan donor ASI di sosmed tidak mencantumkan hal tersebut secara lengkap). Sebenarnya sudah ada yang ingin mendonorkan ASI-nya, tapi apakah pendonor bersedia jika 'disuruh' cek kesehatan lengkap oleh calon penerima donor? Aku tuh kadang mikir, "bakalan dianggap ribet ga ya sama pendonor" atau akunya memang segan nyuruh.

3. Saya dalam kondisi sehat dan masih mampu mengASIhi kala itu, hanya saja kurang. Itu artinya donor ASI belum urgent karena Latoe masih dapet ASI dari bundanya.

4. Donor ASI diutamakan untuk bayi lahir prematur, bayi dengan ibu meninggal, alergi susu sapi dan hal-hal khusus lainnya. Tapi, Latoe dalam keadaan sudah makan, bahkan banyak banget makannya kala itu!

Kembali lagi, itu pilihan orang tua. Mungkin bunda-bunda yang lain punya pilihan dengan alasan tertentu. Jangan jadikan perbedaan sebagai hal pemecah persatuan antar ibu-ibu ya :D. Bagaimanapun, setiap orang tua pengen ngasih yang terbaik untuk anaknya.

Alhamdulillah Latoe sehat, aktif, dan sudah bisa jalan! Yeaaay!

Hari ini, tanggal 9 Oktober 2018, Latoe menginjak usia 1 tahun!

Met Milad Tirtalatoe Wirayangjagad!
Maapin bunda kalo bunda cerewet, kadang galak, dan gak telaten ngerawat adek.
Yang pasti, bunda dan ayah sayang banget sama Latoe!
:3

You Might Also Like

0 comments