DREAM

August 13, 2019

Our dream: Live in Europe. The paper flower bouquet is dedicated to my husband.

Sebenarnya aku orang yang tertutup. Lebih suka menyimpan masalah sendiri. Merasa mengusahakan sesuatu dalam hidup sendiri. Menjadi tulang punggung sendiri. Sampai suatu ketika otak stuck dan bertanya, "Yang aku lakukan ini buat apa? Kok kehidupan aku sebegininya?". Merasa hilang tujuan bertahun-tahun lamanya. Ya, aku merasa kehidupan masa remajaku dulu "terenggut". Tidak bisa menikmati masa remaja seperti sebagian remaja lainnya yang bisa menempuh pendidikan dengan tenang tanpa harus memikirkan bagaimana membayar biaya kuliah, bagaimana memberi uang bulanan kepada orang tua, bagaimana membiayai sekolah adik, bagaimana mengatur waktu antara tugas kuliah seabreg dengan jadwal kerja. Serasa tidak punya tujuan lain selain mencari uang dan sekedar ingin cepat lulus kuliah untuk bisa (terus) mencari uang. Tidak pernah terpikirkan ingin kuliah di ITB atau universitas bergengsi lainnya. Yang ada di pikiran saat itu hanya "mencari kampus murah yang bisa dibayar oleh gaji UMR-ku". Aku ingin kuliah seperti teman-temanku yang lebih dahulu memulai perkuliahannya.

Kehidupan kuliah pagi

Pra Kolokium

Pra Kolokium: Memaparkan konsep film "Pahare" yang akan diproduksi

Kolokium: Memaparkan hasil akhir film "Pahare"

Ujian! Pemutaran film "Pahare"

Alhamdulillah, wisuda juga..

Aku dan teman seperjuangan

Anyway, ini film tugas akhir perkuliahan aku. Buat yang penasaran, bisa nonton versi lengkapnya di YouTube channel aku (sama karya-karya lainnya).


Jika mengingat masa dulu, pasti rasanya sedih dan kadang sampai berkaca-kaca dan menangis. Tapi, sekarang aku berusaha bercerita agar perasaan ini tidak menjadi penyakit yang mengakar di dalam diri. Seperti yang pernah Alodita utarakan di instagram dan blognya mengenai self love, bahwa kita harus belajar mengenali dan mengakui emosi atau perasaan kita, juga mencintai dan menghargai diri sendiri. Niscaya, kita akan terhindar dari penyakit yang ditimbulkan dari emosi yang dipendam atau telat diutarakan tersebut. Jika perlu, setiap hari kita menuliskan beberapa poin yang kita syukuri.

Flashback. Aku baru bisa berkuliah setahun pasca lulus SMK. Aku memilih melanjutkan pekerjaan yang sudah aku tekuni sejak kelas 4 SMK dengan gaji pemula jauuuuuh di bawah UMR dan status karyawan kontrak (maklum lulus SMK pun belum). Jadi, kelas 4 SMK itu waktunya seluruh siswa menjalani PKL atau Praktek Kerja Lapangan yang tersebar di beberapa instansi dan perusahaan. Kebetulan jurusan aku itu Teknik Produksi Program Pertelevisian, alhasil dapet tempat di salah satu TV lokal di Bandung. PKL selama 3 bulan sebagai Video Editor, alhamdulillah langsung direkrut karena memang lagi butuh staf. Saya bekerja di sana dari tahun 2007 sampai 2014. Dua tahun pertama kerja pagi, tahun-tahun berikutnya kerja malam sambil kuliah.

Jika dihitung, 2 tahun sudah aku telat memulai perkuliahan karena pendidikan SMK aku yang berkurikulum 4 tahun tadi. Ketika teman-teman semasa SMP aku sudah memulai semester 5 nya, aku baru akan memulai semester 1. Gak apa-apa, tidak ada yang terlambat. Kehidupanku pun berjalan dengan tetap bekerja sambil kuliah. Bukan sebaliknya. Karena kerja adalah prioritasku. Pilihannya hanya 2, kerja atau kerja sambil kuliah. Tidak ada pilihan "kuliah saja". Karena siapa yang akan membiayai? Saya tidak bisa kuliah kalo tidak kerja. Alhamdulillah keuangan kami terbantu sedikit dengan beasiswa yang aku dapatkan 3 tahun berturut-turut selama kuliah.

Kehidupan kerja malam 2009 - 2014
Midnight news editor
Tidur sejenak di kala lelah kerja tengah malam

Suatu hari saya berbincang via WhatsApp bersama suami yang baru berangkat untuk memulai pelatihan perkuliahannya kelak di Belanda. Obrolannya tentang mimpi. Awalnya dia memberi link Catatan Najwa bersama Maudy Ayunda. Setelah nonton, suami bertanya, "Cool eh?", and I answer, "Awesome T.T". Memang sebegitu kerennya dia, sampai speechless. Dari situ perbincangan tentang mimpi terus bergulir. Tidak seperti suami yang sudah memimpikan kuliah di Eropa sejak lama, aku bahkan di masa muda hanya bermimpi ingin hidup bahagia. Yang ada di pikiranku kala remaja saat itu bagaimana terus bisa menghasilkan uang demi bisa menghidupi keluarga dan aku sendiri. Mimpi ingin bahagia di sini adalah hidup tanpa tekanan. Dulu rasanya tertekan harus kuliah reguler setiap hari dari pagi sampai sore dan kerja di tengah malam sampai subuh di sebuah TV lokal Bandung. Badan setiap hari harus kuat menjalani hari kurang tidur, isi pikiran yang dibayangi perasaan "kapan ini akan berakhir?", dan sederet hal-hal negatif lainnya. And I know, hidup terus berputar sampai aku menjadi aku yang sekarang dan bertemu seseorang yang menjadi suamiku.

Dia yang selalu memotivasiku dari hal-hal kecil. Yang membantuku menemukan kembali passion yang sempat hiatus. Bisa rutin blogging kembali ya awalnya karena dia. 

Once he said, "Passion, consistency, and resilience". 

Aku pun sekarang bisa dengan pede bilang, "I just want to write my blog something I passionate to, like culinary and traveling" (Whether my blog reader a lot or not, I don't care :D). Yes, for now, my dream as simple as that, not too high. 

And husband said, "That's good. So you have something in mind not just office and domestic work".

Percaya atau tidak, dulu tidak pernah terpikir sedikitpun bermimpi jalan-jalan keliling Indonesia bahkan luar negeri! Cari uang untuk sendiri aja susah apalagi buat jalan-jalan (pikirku saat remaja). Sejak tahun 2002 ketika Piala Dunia Korea-Japan bergulir and I was a fans of Pablo Aimar who played for Valencia, one of the La Liga's club, sempet kepikiran pengen ke Spanyol. Tapi, itu bukan mimpi, hanya angan-angan belaka yang kayaknya impossible untuk diwujudkan. Benar-benar impossible! Dengan kehidupanku seperti itu, rasanya tidak mungkin.


Kehidupan memang unpredictable. Sampai perjuanganku menempatkan nasib saya di Kementerian Pariwisata (setelah perjalanan panjang yang menguras tenaga, emosi, dan hampir menyerah, secara prosesnya 7 bulan!). Di sini, saya berkesempatan untuk bisa lebih sering bepergian explore Indonesia (walaupun baru sebagian kecil) yang dulu tidak pernah saya bayangkan sama sekali! Sebegitunya!


Tugu Nol Kilometer Indonesia, Sabang, Aceh


Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan


Al-Qur'an Al-Akbar, Palembang, Sumatera Selatan


Panglipuran, Bangli, Bali


Taman Sari, Yogyakarta


Tanjung Tinggi, Belitung


Malang, Jawa Timur


Surabaya, Jawa Timur


Mesjid Agung Jawa Tengah


Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah

Apakah ini artinya aku harus mulai bermimpi lagi? Bisakah aku bepergian ke luar negeri untuk pertama kalinya? Dan doa itu terjawab berkat suamiku. Mungkin untuk sebagian orang mudah untuk bisa traveling abroad. Tapi, bagiku tidak terpikirkan sebelumnya.

Ya, kalo bukan karena suami, rasanya I'm nothing. Tidak ada seseorang yang membantu bangkit, berpikir positif, maju bersama-sama mencapai mimpi. Dia yang memberi kesempatan aku untuk traveling abroad pertama kalinya ke 2 negara sekaligus! Siapa yang kepikiran bakalan explore Genting di Malaysia, sampai Ninh Binh dengan Van Long-nya di Vietnam? Gak pernah terpikir sama sekali.


Naik gondola di Genting, Malaysia


Suasana Genting dari atas gondola, Malaysia

Van Long, Ninh Binh, Vietnam


Van Long, Ninh Binh, Vietnam

Alhamdulillah, Februari 2019 lalu juga aku berkesempatan mengunjungi negara ke-3, Singapore! Ceritanya bisa dibaca lagi di sini ya >> Part 01, Part 02 dan Part 03. Iya, masih tiga negara kok (karena sekali lagi aku ga pernah bermimpi bisa mendatangi negara-negara itu sebelumnya). Gpp, we don't have to be someone else dan menggebu-gebu biar hidup kita enak kayak orang lain (bisa aja keliatannya doank kan? :D). Rumput tetangga kan selalu lebih hijau. Hihihiiii.



Singapore Trip with Latoe and husband


Sekarang kepikiran, apa mimpimu?

Aku belum bisa bermimpi terlalu jauh. Penataan hidup keluarga saya di Cimahi masih on process. They still not independent yet. My long term dream is: My family has the good destiny. Destiny could be arranged, right? Hope they in a good financial and happy forever. May Allah gives us (me and husband) a strength to help them always. So, we have a better future. Aamiin.


Kembali lagi ke awal, "Traveling to Spain!". Apa ini bisa dijadikan mimpi?


Sekarang aku yakin, suatu saat pasti bisa ke sana! Sekali seumur hidup, pasti aku akan ke sana! Keyakinanku muncul saat suami diterima di Wageningen University and Research, Netherlands and I'll live my life with my husband and Latoe there (semoga kami diberi umur panjang agar mimpi itu tercapai.. Aamiin). Aku tanamkan di pikiran, jika ada rejeki, sebelum pulang ke Indonesia lagi aku harus bisa menginjakkan kaki di Spanyol! Hidup memang lucu, kenapa aku bisa jadi seyakin ini? Apa semesta diam-diam menuliskan angan-anganku sejak dulu?



I want to traveling a lot so that I have a content for my blog. I want to explore the culinary of the world! Ahahahaha, too high or not? Yes, my dream is about my passion.

Memang sulit untuk tidak melihat ke belakang dengan background kehidupanku. Sampai sekarang juga masih bertanya-tanya, "Kok dulu kamu rela sebegitunya menjalani kehidupan layaknya kelelawar yang bekerja di tengah malam?" I don't know, I don't have a choice at that time. I have to live my life like that!


Ternyata, semua ada hikmahnya. Jika dulu aku hanya bekerja dan tidak kuliah, aku tidak akan bisa di posisi ini. Bekerja di sebuah kementerian dan bertemu jodohku di sini. Rencana Allah memang yang terbaik. Malu rasanya dulu sempat berburuk sangka kepada Allah. Kenapa diberi keluarga yang seperti ini? Kenapa aku harus bekerja demi bisa hidup dan kuliah? Kenapa masa remajaku seperti ini? Dan sederet "kenapa" lainnya.....

Dari sini aku dan suami belajar, kami harus memberikan contoh yang baik untuk anak. Anak kami pun harus berusaha mencapai mimpinya walaupun ada di tengah keterbatasan. Semoga kami dapat memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak dan good environment. Kita harus yakin bahwa semesta akan menangkap doa-doa kita dan akan mewujudkannya suatu hari di waktu yang tepat.

Me and husband

Menandai 3 tahun rumah tangga kami tepat pada tanggal 25 Maret 2019 (walaupun udah lewat beberapa bulan :D), I dedicated this writing to my husband. May Allah grant us a happy life forever, so we could grow together with our son. Aamiin. Good luck for your study 'coz Europe's already calling!

Ga kerasa, Desember 2018 waktu pengumuman suami lulus beasiswa LPDP itu kayak baru kemarin. Sekarang udah Agustus 2019 aja. Rasanya di hari-hari terakhir sebelum keberangkatan suami ke Belanda ini mellow banget. Padahal dulu-dulu biasa aja. Terlebih Latoe jadi tiba-tiba lengket banget sama ayahnya. Kemana-mana dibuntutin. Mungkin dia punya feeling bakalan ditinggal lama ayahnya. Insya Allah kalo ada umur kita nyusul ayah ya, Dek!


IT'S NOT A GOODBYE

With bos dan temen-temen suami di kantor, 25 Juli 2019


Perpisahan with friends, 7 Agustus 2019


A good note from Tata, Ully, and Harpa


Thanks guys for the gift. Tumbler-nya lucu banget with our sketch in it.

Perpisahan with friends part 02, 12 Agustus 2019

Thanks for the note ;)

Hihiii hadiahnya akan sangat bermanfaat buat suamiku :D Kembaran sama Lisa Blackpink

13 AGUSTUS 2019

And finally, the day has come!

Ini yang ditunggu-tunggu setelah penantian panjang bertahun-tahun. Your dream come true, Yah! Aku, Latoe, mamah, bapak, dan Mbak Ani mengantar keberangkatan suami ke bandara. Hari itu alhamdulillah gak pake drama nangis-nangisan di bandara macam Cinta dan Rangga. Sedih sih iya, tapi aku tanamin di pikiran: Anggap aja suami lagi dinas seminggu ke Australia seperti biasanya jadi ga nangis. Hihihi.

Our last picture this year



Well, sekali lagi good luck you! Success for your study! We'll be missing you so much!

Shesar Andriawan circa 2016 @Museum Andrea Hirata


"As they said, one needs to have a dream. As high as possible. Dream it and go for it. Andrea Hirata came from an even more challenging situation. Look at him now.." - Shesar Andriawan, 2019


#LifeJourney
#SelfLove
#SelfHealing

You Might Also Like

4 comments

  1. Hi Mbak Juwi!

    Aku suka sama semangat Mbak Juwi yg diungkapin lewat tulisan ini.
    Mimpi itu ibarat doa mbak, jd jangan pernah lelah bermimpi.. :D
    Aku salah satu org yg kdg juga gak percaya saat mimpi2 kita bisa terwujud satu per satu, padahal mungkin dulu kita cuman ngebatin aja, cuman terbersit sebentar di pikiran, cuman iseng nyebut, eh ternyata ada malaikat yg lewat dan gak disangka atas ridho Allah mimpi itu terwujud beberapa waktu kemudian.

    Jadi, keep dreaming and keep praying yaa mbak, hehe..

    Btw, aku jg suka nulis. Buat aku, menulis malah udah kayak self healing, kalo udah nulis langsung ilang stressnya XD. Gak perlu peduli ada yg baca atau enggak, saat ada yang pengen diungkapkan lewat tulisan, ya udah nulis aja. Biar someday kalo kita buka blog terus baca2 tulisan lama, kita bisa inget2 lagi memori lama itu, ada yg lucu, ada yg bikin semangat, seru lho.

    Semoga Mbak Juwi dan keluarga diberi kemudahan dan kelancaran buat menggapai mimpi-mimpinya bersama ya.. :)) Amiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampuunn Mbak Diana.. Makasih loh udah sempetin baca blog aq.. Kamu hebat banget sama mimpi2 yang berhasil kamu capai.. Semoga semesta selalu mendukung kita ya buat wujidin mimpi satu per satu.. Keep writing coz I like your writing as well.. Inspiring banget mbak Di!

      Delete
  2. Ah gila Juwi, berkelas banget tulisanmu...jadi ngerasain emosi yang sama.

    Sayang banget aq ngga bisa ikut perpisahan Shesar :(.

    Anyway semoga kalian senantiasa langgeng ya, dan bisa terus berkarya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mas Hikmawan udah menyempatkan diri buat baca ;) Aamiin, makasih banget doa baiknya. Doa yg sama buat Mas Hik dan keluarga ya..

      Delete